Usir Kejahatan, Uskup Agung Lakukan Eksorsisme terhadap Patung Santo Kontroversial di San Fracisco

- 20 Oktober 2020, 08:04 WIB
Uskup Agung San Francisco, Salvatore Cordileone melakukan eksorsisme.
Uskup Agung San Francisco, Salvatore Cordileone melakukan eksorsisme. /Archdiocese of San Francisco

PR DEPOK - Seorang Uskup Agung, Salvatore Cordileone, diduga telah melakukan eksorsisme (pengusiran roh jahat) di lokasi patung Santo kontroversional yang telah roboh di San Francisco, Amerika Serikat.

Patung Santo tersebut roboh setelah ditarik oleh pengunjuk rasa.

Uskup Agung Salvatore Cordileone memercikkan air suci dan berdoa di atas lokasi patung tersebut yang  biasanya berdiri di luar Gereja Katolik Raphael, di daerah pusat kota San Rafael di San Francisco, pada Sabtu, 17 Oktober 2020.

Baca Juga: MUI Sebut 3 Vaksin Covid-19 yang Diproduksi Perusahaan Tiongkok Belum Dipastikan Halal

Santo kontroversional tersebut ialah Pastor Junipero Serra.

Serra merupakan tokoh yang mengawasi sistem misi California pada abad ke-18, dan dituduh melakukan kebrutalan terhadap penduduk asli Amerika di sana.

Cordileone mengatakan bahwa dia melakukan eksorsisme untuk mengusir kejahatan dan melindungi representasi (patung) orang suci tersebut.

"Situs suci ini telah dinodai, jadi kami tahu ada kejahatan di sini," kata Cordileone, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Mirror.

Baca Juga: Sinyal Buruk Sebabkan Tugas Menumpuk, Remaja di Gowa Bunuh Diri Akibat Depresi dengan Tenggak Racun

"Pergilah setan, penemu dan penguasa semua kesalahan, musuh keselamatan manusia. Tempatkan diri Anda di hadapan Yesus Kristus," ujar Cordileono saat melakukan eksorsisme.

Cordileone, yang mengenakan topeng wajah saat ritual tersebut, melakukan ritual eksorsisme dalam bahasa Latin.

"Karena cenderung lebih efektif melawan setan, sebab dia (setan) tidak menyukai bahasa Gereja (katolik Roma)", kata Cordileone.

Selain dirobohkan, patung itu juga diolesi dengan cat merah oleh sekitar 40 orang pengunjuk rasa, saat terjadi aksi protes nasional pada Hari Columbus atau hari masyarakat adat.

Baca Juga: Dapat Laporan dari Bea Cukai, Penyelundupan 1,2 Kilogram Sabu-sabu Asal Malaysia Digagalkan Polisi

Rekaman video menunjukkan, pengunjuk rasa menarik patung itu dengan tali ungu dan kuning yang diikatkan di leher patung, setelah menggunakan kaleng cat semprot untuk menyemprot cat ke wajah patung tersebut.

Polisi setempat mengatakan lima orang telah ditangkap dan didakwa atas tuduhan melakukan kejahatan vandalisme.

Terlepas dari kontroversi seputar Serra, ia juga dipuji karena memperkenalkan Katolik Roma ke Amerika Serikat bagian barat.

Paus Fransiskus menobatkannya menjadi Santo pada tahun 2015, hingga menyebabkan ketegangan terhadap Serra kembali memanas.

Baca Juga: Siap-siap, Warga Jakarta yang Bandel Menolak Tes dan Vaksin Covid-19 Akan Dikenakan Denda Rp5 Juta

Ketegangan tersebut juga semakin meningkat di tengah protes Black Lives Matter di Amerika Serikat.

Cordileone mencoba menjaga nama baik Serra dengan mengatakan, bahwa pendeta kontroversial itu mengekspos warga asli California (native Amerika) ke cabang agama kristen (katolik Roma) untuk menyelamatkan mereka dari dominasi dan pemusnahan.

Masalah rasial di Amerika Serikat memang suatu yang sensitif, serta sering muncul dan tenggelam dari waktu ke waktu.

Hingga saat ini, belum ada penyelesaian yang konkrit atas masalah tersebut.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Mirror


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x