Rusia Sindir Prancis Soal Karikatur Nabi Muhammad SAW: Media Anti-Islam tak Akan Diizinkan Beredar

- 30 Oktober 2020, 16:10 WIB
Ilustrasi bendera Rusia.
Ilustrasi bendera Rusia. /Pixabay/Comfreak/

PR DEPOK - Belum lama ini majalah Prancis menerbitkan kartun tentang Nabi Muhammad SAW. Kartun tersebut dinilai menghina Islam dan Nabi Muhammad SAW. Kejadian ini membuat hampir seluruh negara Islam di dunia meradang.

Seperti diketahui perselisihan bermula dari guru sejarah di Prancis yang dibunuh oleh seorang remaja, karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad SAW kepada para siswanya.

Rusia tak Akan Izinkan Media Anti-Islam Beredar, Jubir Kremlin Beberkan Alasannya

Guru tersebut dipenggal kepalanya dan jenazahnya ditemukan di pinggir jalan. Adanya peristiwa ini membuat Prancis menerbitkan karikatur kartun tersebut.

Baca Juga: Tanggapi Sindiran Hasto, Adian: Ambisi dan Imajinasi Menteri Lebih Berbahaya dari Demonstrasi

Terkait dengan terbitnya kartun tersebut, pihak Rusia menghindari penerbitan karikatur yang menghina Islam. Hal itu dikatakan oleh Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

"Keberadaan media semacam itu di negara kami sama sekali tidak mungkin, termasuk dari segi legislasi saat ini. Rusia sebagian merupakan negara Muslim dan terdapat 20 juta umat Muslim di Rusia," kata Peskov, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Lebih lanjut, Peskov mengatakan bahwa Rusia negara fudamental adalah Kriten. Mayoritas orang-orang yang tinggal di Rusia beragama Kristen.

"Keunikan negara kamu justru pada sifat multietnik dan multiagama, dan semua agama hidup dengan saling menghormati," katanya.

Baca Juga: Tanggapi Aksi Pembunuhan di Gereja Prancis, Muslim Prancis Sampaikan Belasungkawa

Pernyataan itu disampaikan setelah skandal yang diprovokasi oleh majalah Prancis, Charlie Hebdo, yang menerbitkan kartun tentang Islam, melukai hati jutaan umat Muslim.

Penerbitan kartun tersebut berujung pada gelombang amarah dan aksi protes di seluruh dunia.

Aksi protes tersebut juga dilakukan dengan pemboikotan produk Prancis, dan sudah terjadi di beberapa negara Timur Tengah.

Seruan untuk boikot produk Prancis pun ramai di dunia maya, yakni di negara-negara Arab, dan seluruh negara muslim.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x