Pelaku Penembakan Diidentifikasi sebagai Jihadis, Kanselir Austria: Serangan Merupakan Teror Islam

- 4 November 2020, 06:40 WIB
Polisi Austria amankan serangan teror: Aksi teror terjadi di Wina Austria pada malam hari dan telah mengakibatkan dua orang pria dan satu orang wanita tewas.
Polisi Austria amankan serangan teror: Aksi teror terjadi di Wina Austria pada malam hari dan telah mengakibatkan dua orang pria dan satu orang wanita tewas. /Twitter/@Marchfoward/

PR DEPOK - Insiden penembakan terjadi di pusat Kota Wina Austria pada Senin, 2 November 2020 malam waktu setempat.

Setelah kejadian tersebut, polisi Austria terus memburu tersangka setelah seorang pria bersenjata menewaskan empat orang.

Lalu, polisi membunuh pria bersenjata yang menggunakan sabuk peledak yang ternyata palsu.

Baca Juga: Anies Baswedan Resmi Naikan UMP DKI Jakarta, Ferdinand Hutahaean: Ini Namanya Politik Abu-Abu

Setelah diselidiki, pihak berwenang mengidentifikasi bahwa pelaku tersebut adalah seorang terpidana jihadis yang berusia 20 tahun.

Pihak berwenang juga mengatakan bahwa hingga kini kemungkinan pelaku lain masih berkeliaran.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters, Kanselir Austria Sebastian Kurz dalam pidatonya berjanji akan terus memburu para pelaku.

Akibat penembakan tersebut, seorang pria dan wanita tua, seorang pejalan kaki dan seorang pelayan tewas. Lalu, 14 korban lainnya mengalami luka-luka.

Baca Juga: Asal Ada Saksi dan Alat Bukti, Polisi Janji Tak Tutupi Kasus Pengeroyokan Pengendara Moge kepada TNI

"Serangan kemarin jelas merupakan serangan teror Islam," ucap Sebastian Kurz, Selasa 3 November 2020.

Lebih lanjut, menurut Sebastian Kurz peristiwa tersebut bukanlah konflik antara Muslim dan Kristen.

"Ini bukanlah konflik antara Kristen dan Muslim atau antara austria dan migran. Tidak, ini adalah pertarungan antara peradaban dan barbarisme," ujar Kurz menambahkan.

Berdasarkan hasil identifikasi, Menteri Dalam Negeri, Karl Nehammer menyebutkan bahwa pelaku yang berusia 20 tahun tersebut bernama Kujtim Fejzulai.

Baca Juga: Buka Suara Soal Sikap Emmanuel Macron, Al-Qaeda Ancam Bunuh Siapapun yang Hina Nabi Muhammad

Menurutnya, Fezjulai merupakan seorang warga negara ganda Austria da Makedonia Utara.

Diketahui sebelumnya, Fezjulai pernah dijatuhi hukuman selama 22 bulan penjara pada April 2019 lalu, karena telah berusaha melakukan perjalanan ke Suriah untuk bergabung dengan anggota ISIS. Lalu, dia dibebaskan pada awal Desember lalu.

Nehammer juga mengatakan bahwa Fezjulai sempat mengunggah foto dalam akun Instagram-nya sebelum insiden penyerangan itu terjadi.

Dalam gambar tersebut, Fezjulai menunjukkan dirinya dengan dua senjata yang diduga digunakan dalam penyerangan.

Baca Juga: Dampak Covid-19 Sebabkan Biaya Umrah Naik 6 Juta, Waspada jika Ada yang Tawarkan di Bawah Referensi

Menanggapi kabar buruk itu, belasungkawa mengalir dari banyak pemimpin di seluruh dunia. Termasuk dari dua kandidat calon Presiden Amerika Serikat (AS).

"Serangan jahat terhadap orang yang tak bersalah ini harus dihentikan. AS mendukung Austria, Prancis, dan seluruh Eropa dalam perang melawan teroris, termasuk teroris Islam radikal," kata Donald Trump dalam akun Twitternya @realDonaldTrump.

Sementara Joe Biden dalam akun Twitter pribadinya @JoeBiden mengatakan, "Serangan teroris yang mengerikan. Kita semua harus bersatu melawan kebencian dan kekerasan.".***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah