Korea Utara Disebut Telantarkan Pasien Covid-19 hingga Meninggal, Ini Kata Kim Jong Un

- 5 November 2020, 16:35 WIB
Presiden Korea Utara, Kim Jong Un, menangis saat berikan Pidato
Presiden Korea Utara, Kim Jong Un, menangis saat berikan Pidato /Tangkapan layar YouTube.com/NK News

PR DEPOK – Pemerintah Korea Utara (Korut) dituding elah melakukan penyiksaan terhadap pasien Covid-19 di negara tersebut.

Tudingan ini didasarkan pada laporan dari seorang aktivis yang menyebutkan bahwa pasien Covid-19 di Korut ditempatkan di kamp karantina dan dibiarkan kelaparan.

Dikutip oleh Pikiranrakyat-depok.com dari The Vocket, warga Korut yang memiliki gejala Covid-19 dibawa keluar rumah tanpa persediaan makanan.

Baca Juga: Erupsi Gunung Merapi Semakin Dekat, BPPTKG Imbau Warga Waspadai Luncuran Awan Panas dan Lahar

Laporan tersebut juga mengklaim bahwa jenazah dari pasien yang meninggal dibakar oleh pihak berwenang setempat.

Menurut penuturan seorang aktivis Kristen, Tim Peters yang tengah melakukan kegiatan amal di Seoul, Korea Selatan, sumber dari Korut mengatakan bahwa negara tersebut tengah membangun kamp karantina di beberapa kota dekat Tiongkok.

Lebih lanjut, Tim Peters juga mengklaim bahwa pasien Covid-19 di negara yang dipimpin Kim Jong Un itu tidak mendapatkan perawatan medis yang layak bahkan dibiarkan kelaparan.

Baca Juga: Indonesia Dipilih Arab Saudi Berangkatkan Jamaah Umrah, KJRI: Bukti Negara Dihormati dan Dirindukan

Tak sampai di situ, sang aktivis juga menerangkan bahwa pemerintah Korea Utara belum memberikan obat-obatan atau makanan kepada mereka yang 'ditahan' di kamp karantina tersebut.

Dengan adanya temuan ini, Tim Peters kemudian menyimpulkan bahwa kematian pada pasien Covid-19 di Korea Utara bukan hanya disebabkan oleh penyakitnya, tetapi juga karena pasien dibiarkan kelaparan.

Sebagai tindakan pertolongan, Tim Peters pun telah mengirimkan pasokan medis ke Korea Utara.

Baca Juga: Donald Trump Akan Gugat 3 Negara Bagian, Kubu Joe Biden Sebut Tuntutan Hukum Bukan Jalan Kemenangan

Senada dengan pernyataan Tim Peters, seorang aktivis hak asasi manusia (HAM) di Korea Selatan, yang tak ingin disebutkan namanya, juga menyebutkan bahwa pihak berwenang Korut telah membakar jenazah pasien Covid-19.

"Otoritas inspeksi pusat datang dari Pyongyang dan membakar semua mayat. Orang-orang sangat khawatir," kata sang aktivis HAM.

Di sisi lain, dari penuturan seorang pendeta bernama David Lee, Covid-19 di Korea Utara dianggap sebagai penyakit berhantu dan tidak ada alat uji yang dapat mendeteksi dengan tepat atau menghentikan penyebaran virus tersebut.

Baca Juga: Ekonomi Indonesia di Triwulan III-2020 Minus 3,49 Persen, Sri Mulyani: Lebih Baik dari Sebelumnya

"Orang dengan gejala Covid-19 dipaksa diisolasi, atau ditampung di rumah mereka tanpa makanan atau dukungan lain dan dibiarkan mati," ujar David Lee.

Namun, pernyataan berbeda justru disampaikan oleh pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un yang menyatakan bahwa negaranya bebas Covid-19.

Pernyataan ini ia sampaikan saat berpidato di parade militer peringatan ulang tahun ke-75 Partai Pekerja Demokrat Korea.

Baca Juga: Kampanyekan Energi Ramah Lingkungan, PLN dan Jabar Dorong Masyarakat Beralih ke Kendaraan Listrik

Atas pernyataan Kim Jong Un inilah, tuduhan bahwa pasien Covid-19 di Korea Utara ditelantarkan dan tidak dirawat dengan baik merebak.

Namun, hingga saat ini pihak Korea belum memberikan tanggapan terkait tuduhan tersebut.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: The Vocket


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah