Peneliti Sebut Kebutuhan Vaksin Covid-19 Secara Global Akan Sulit Terpenuhi, Kenapa?

- 17 November 2020, 22:58 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19.*
Ilustrasi vaksin Covid-19.* /Pixabay/Photo LiztM./

PR DEPOK - Penyebaran pandemi Covid-19 tak kunjung alami penurunan menjelang musim dingin pada tahun 2020 ini.

Bahkan, negara-negara di Eropa seperti Spanyol, Inggris, dan Italia dilaporkan kembali alami lonjakan kasus positif baru Covid-19 secara signifikan.

Lonjakan kasus Covid-19 yang begitu signifikan mengakibatkan kebutuhan akan vaksin Covid-19 secara global diperkirakan sulit terpenuhi mengingat jumlah kasus positif.

Baca Juga: Respons Anies Baswedan Dipanggil Polri, FPI: Apa Urusannya Polisi Panggil Gubernur? Itu Kurang Ajar

Sekalipun pemerintah, perusahaan, lembaga swadaya masyarakat, dan mitra lainnya bekerja sama, maka pemenuhan dua miliar dosis vaksin Covid-19 rasanya sulit tercapai.

Hal tersebut berdasarkan keterangan Direktur Pusat Penelitian Vaksin dari Universitas Peking, Cui Fuqiang, kepada media penyiaran resmi Tiongkok, Selasa.

Bahkan, apabila target produksi vaksin tercapai, maka vaksin tersebut tidak akan mampu mencukupi kebutuhan setiap orang.

"Ini pentingnya pemerintah, perusahaan, LSM, dan mitra lainnya membuat konsesus bahwa siapa yang paling membutuhkan perlindungan kesehatan harus diproritaskan untuk memaksimalkan penggunaan vaksin," ujarnya, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Baca Juga: Respon Sikap Simpatisan HRS ke Nikita, Syekh Ali Jaber: Jangan Pandang Wanita Belum Berjilbab Buruk

Covax, yang mewadahi 186 negara agar bisa mendapatkan akses vaksin Covid-19 secara adil, memiliki program mendistribusikan dua miliar dosis vaksin hingga akhir 2022.

Akan tetapi, menurut Cui Fuqiang, target tersebut menjadi suatu tantangan tersendiri terhadap daya produksi vaksin tersebut.

"Agar Covax bisa bekerja sesuai rencana, maka yang utama (mendapatkan perhatian) adalah kemampuan produksi. Dari semua kandidat, hanya sedikit vaksin yang dinyatakan berhasil," katanya.

Secara statistik, Cui Fuqiang mengatakan bahwa hanya 5 hingga 10 persen kandidat vaksin yang akhirnya mendapatkan persetujuan.

Baca Juga: IDI Usul Libur Panjang Natal dan Tahun Baru 2021 Ditunda, Ganjar Pranowo Akui Sepakat

Meskipun Covax telah menetapkan prinsip-prinsip distribusi dengan pertimbangan keadilan, kerentanan populasi, dan tingkat rasio penularan di suatu negara, lanjut dia, masih perlu adanya klausul sebagai petunjuk pelaksana distribusi.

"Selain itu, yang perlu diberitahukan sejak awal kepada publik adalah bagaimana pendistribusiannya karena vaksin tidak akan cukup memenuhi kebutuhan semua orang," ujar dia.

Kandidat vaksin Covid-19 yang dikembangkan Sinopharm, salah satu perusahaan Tiongkok mengatakan hasil uji klinisnya menunjukkan hasil lebih bagus dari perkiraan semula.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat terdapat 10 kandidat vaksin Covid-19 telah memasuki uji klinis tahap ketiga pada akhir Oktober 2020 lalu.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x