Penghitungan Ulang Suara Pilpres AS: Pejabat Sejumlah Negara Bagian Sebut Joe Biden Tetap Menang

- 19 November 2020, 15:26 WIB
Presiden terpilih AS, Joe Biden.
Presiden terpilih AS, Joe Biden. /Instagram/@joebiden./

PR DEPOK - Beberapa waktu ke belakang, Pilpres Amerika Serikat (AS) 2020 menjadi perbincangan hangat di jagat media internasional.

Pasalnya, persaingan antara Joe Biden dari Partai Demokrat dan Donald Trump dari Partai Republik terlihat begitu ketat.

Kedua calon kandidat saling melemparkan hujatan saat proses debat pertama dilakukan. Tak hanya itu, persaingan semakin memanas saat keduanya juga saling sindir di media sosial.

Baca Juga: Kompetisi Liga 1 Belum Ada Kejelasan, Robert Rene Alberts Sulit Beri Menu Latihan untuk Persib

Seiring dengan perhitungan suara, Joe Biden dinyatakan unggul dalam perolehan suara election votes daripada Donald Trump.

Diketahui, Joe Biden unggul dengan suara sebanyak 290. Sedangkan Donald Trump mendapatkan suara sebanyak 214.

Hal tersebut tentunya membuat Joe Biden berhasil memenangkan persaingan. Lalu, Donald Trump selaku lawan dari Joe Biden merasa tak terima dengan kekalahannya. Dia dan pihak Republik menuduh Joe Biden curang dengan memalsukan suara.

Baca Juga: Perhatian! RUU Perlindungan Data Pribadi Batasi Usia Penggunaan Media Sosial

Padahal menurut beberapa pengamat politik di AS, tindakan kecurangan sangat jarang terjadi dalam pemilu AS.

Namun, Donald Trump ngotot dengan keyakinannya bahwa Joe Biden curang. Dia mengajukan tuntutannya tersebut dan meminta dilakukan kembali perhitungan ulang suara di beberapa negara bagian.

Salah satu negara bagian yang menjadi medan pertempuran utama antara Joe Biden dan Donald Trump adalah Georgia.

Baca Juga: Instruksi Mendagri Diterbitkan, Ingatkan Kepala Daerah agar Lebih Hargai Garda Depan Covid-19

Pada Kamis 19 November 2020, Georgia diharapkan dapat memberikan hasil dari kemenangan presiden AS setelah dilakukannya penghitungan suara ulang.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters, menurut pejabat pemilihan Georgia, penghitungan ulang sebenarnya tidak membuat suara yang didapatkan Joe Biden berubah. Hal itu justru akan membuat perolehan suara Donald Trump semakin menipis.

Diketahui, untuk tetap menjabat menjadi Presiden AS, Donald Trump perlu membatalkan hasil setidaknya di tiga negara begian besar untuk membalik hasil dari Electoral College negara bagian yang menentukan pemenang nantinya.

Baca Juga: Bikin Bangga! Film Animasi Anak Bangsa 'Battle of Surabaya' Diputar di Festival Budaya Argentina

Namun sejauh ini, Joe Biden masih unggul dengan perolehan suara 302 di electoral college. Sedangkan Donald trump meraup suara sebanyak 232.

Sementara itu, perhitungan ulang suara di negara bagian Wiscounsin juga menampilkan kejadian serupa.

Pejabat pemilihan di Wisconsin mengatakan bahwa penghitungan suara yang berlangsung di negara tersebut masih condong ke partai Demokrat, dengan menambah margin 20.000 suara untuk Joe Biden.

Baca Juga: Bantah Bakar Hutan di Papua untuk Buka Lahan, Korindo Group: Kabar Bohong untuk Hancurkan Industri

Kemudian di Michigan dan Pennsylvania, pengacara Donald Trump tetap menemui serangakaian kekalahan.

Pejabat pemilihan negara bagian dan federal, serta para ahli dari luar mengatakan bahwa tuduhan Donald Trump terkait suaranya yang dicuri sebenarnya adalah tuduhan tanpa dasar.

Namun hal itu tampaknya mempengaruhi kepercayaan publik terhadap demokrasi AS. Sebuah jejak pendapat yang dibuat oleh Reuters dirilis pada Rabu, 18 November 2020, menunjukkan sekitar setengah dari Partai Republik percaya bahwa Donald Trump berhak memenangkan pemilhan.

Baca Juga: Soal Vaksin Covid-19, Ma'ruf Amin: Izin dari BPOM dan MUI Harus Sudah Terbit Sebelum Diberikan

Sejauh ini, Pemerintahan Donald Trump menolak untuk mengakui kemenangan Joe Biden. Mereka juga masih menahan dana dan izin keamanan untuk memudahkan transisi kepemerintahan menjelang pelantikan pada 20 Januari 2021 mendatang.

Pada Rabu, 18 November 2020, Joe Biden juga mengungkapkan bahwa penundaan tersebut mencegah timnya untuk merencanakan upaya baru terkait antisipasi melawan gelombang ketiga pademi Covid-19.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah