Anggota Kongres Ragukan Klaimnya Soal Kecurangan Pilpres AS, Donald Trump Kian Tertekan

- 21 November 2020, 13:31 WIB
Donald Trump./
Donald Trump./ /Tia Dufour//

PR DEPOK - Beberapa anggota Partai Republik di Kongres AS menyuarakan keraguan atas klaim Donald Trump tentang pemungutan suara yang curang.

Hal tersebut menjadikan tekanan bagi Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk memulai proses transisi ke Presiden terpilih Joe Biden.

Senator Lamar Alexander yang pensiun pada akhir tahun, mengatakan Joe Biden memiliki 'peluang yang sangat baik' untuk menjadi presiden berikutnya, dan mendesak pemerintahan Donald Trump untuk memulai proses transisi.

Baca Juga: Peneliti Sebut Harga Pangan Tahun Depan Berpotensi Naik Akibat Pandemi, Salah Satunya Daging Sapi

"Pecundang dalam pemilihan ini harus mengutamakan negara, memberi selamat kepada pemenang dan membantunya untuk mencapai permulaan yang baik masa jabatan baru," tulis senator Tennessee dalam sebuah pernyataan seperti dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com dari ANTARA.

Anggota DPR yang mewakili Michigan Fred Upton mengatakan sebuah pernyataan kepada wartawan Jumat, 20 November 2020 waktu setempat.

"Saya belum melihat bukti penipuan yang akan membalikkan 150.000 dan beberapa suara bahwa Biden memimpin Trump di negara bagian asalnya.Tidak seorang pun menunjukkan bukti apa pun penipuan di Michigan," ucap Upton.

Baca Juga: BMKG Prediksi Potensi Cuaca Ekstrem Akan Terjadi Seminggu Kedepan di Beberapa Wilayah Indonesia

Senator konservatif Alaska Dan Sullivan mengatakan kepada wartawan bahwa Donald Trump memiliki 'penghalang tinggi' untuk membuktikan klaimnya bahwa pemilihan itu telah dicuri oleh Partai Demokrat.

"Dan mereka harus membuktikannya di pengadilan," ucap Sullivan.

Mitt Romney, Senator Utah yang pernah menjadi kritikus Donald Trump, menulis di Twitter bahwa sang petahana itu telah gagal membuat 'kasus yang bisa dipercaya' tentang kecurangan pemilu yang meluas, dan sekarang berusaha menekan pejabat negara bagian dan lokal untuk membatalkan pemilu.

Baca Juga: Cek Fakta: Disuntik Vaksin Tiongkok, Warga Zimbabwe Dikabarkan Alami Penyakit Kulit, Simak Faktanya

"Sulit membayangkan tindakan yang lebih buruk dan lebih tidak demokratis," imbuhnya melalui akun Twitternya.

Hingga saat ini, para anggota Partai Republik di Kongres sering mengatakan Donald Trump harus memiliki ruang kebebasan dalam mengejar klaim hukum atas kesalahan dalam pemilu.

Saat ini terdapat efek berjenjang yang sedang berlangsung di dalam partai, menurut seorang ahli strategi Republik yang telah menjadi penasihat kampanye selama beberapa tahun.

Baca Juga: Jadwal Liga Inggris yang Tayang di TV Malam Ini, Pekan ke-9 Laga Perebutan Puncak Klasemen

Kelompok pertama yang 'tak pernah jadi orang-orang Trump' meminta sang petahana itu untuk mulai menyerahkan kekuasaan kepada Biden segera setelah pemilihan 3 November menurut kata ahli strategi itu.

Hal tersebut diikuti oleh 'kelompok marginal yang tidak pernah jadi orang-orang Trump' seminggu kemudian.

Menurutnya, mereka saat ini diikuti oleh Partai Republik yang dengan enggan mendukungnya selama empat tahun terakhir.

Baca Juga: Soal Isu Pembubaran FPI, Ketua LBH Pelita Umat: Wacana Ini Kehilangan Legitimasi, Hanya Mimpi!

"Kenyataannya, anggota-anggota Partai Republik seluruhnya berganti halaman tentang kepresidenan Trump", ucapnya.

Anggota DPR dari Republik Jim Banks, ketua kelompok besar konservatif secara tidak langsung mengakui Biden kemungkinan menang, seraya mengatakan kepada wartawan bahwa dirinya mengharapkan presiden terpilih Demokrat 'menjadi bebek lumpuh dari Hari Pertama' di kantor.

Namun, sebagian besar anggota Partai Republik di Kongres belum mengakui kemenangan Biden di depan umum.

Baca Juga: Penurunan Paksa Baliho Habib Rizieq, DPR Fraksi Golkar Sebut Tidak Ada Pelanggaran oleh Pangdam Jaya

Sertifikasi resmi hasil pemilu di 50 negara bagian telah bergulir, dan diharapkan menunjukkan bahwa Biden memenangkan sekitar 6 juta suara lebih banyak daripada Trump, dan 306 suara elektoral yang menentukan pemenang dibandingkan dengan 232 suara elektoral Donald Trump.

Donald Trump kembali bersikeras pada Jumat, 20 November 2020, bahwa dirinya memenangkan pemilu.

Namun sejauh ini, gugatan pengadilan presiden yang menuduh kecurangan telah dihentikan atau gagal menyajikan bukti yang secara signifikan akan memotong kemenangan Joe Biden.

Baca Juga: Pertanyakan Tugas TNI Terkait Pencopotan Baliho, HRS Center: Dalam Rangka dan Kepentingan Apa?

Dua sumber di Partai Republik mengatakan, konferensi pers Kamis yang diselenggarakan pengacara Donald Trump Rudolph Giuliani yang mengajukan serangkaian konspirasi pemilihan yang dilancarkan terhadap Trump, tanpa memberikan bukti apa pun mungkin menjadi titik balik bagi beberapa mantan sekutu menurut dua sumber Republik.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x