Kisah Inspiratif, ASN Bandung Lakukan Gerakan Sedekah Wifi untuk Pelajar yang Kurang Mampu

30 Juli 2020, 20:15 WIB
Ilustrasi ASN.* /PRFM

PR DEPOK – Jaringan internet di tengah pandemi memang sangat dibutuhkan masyarakat baik untuk mengisi waktu luang, bekerja bahkan sekolah.

Hal yang saat ini sangat disorot publik adalah mengenai pembelajaran jarak jauh (PJJ). Pasalnya, masih banyak orang tua yang mengeluhkan PJJ karena tidak memiliki ponsel dan bahkan jaringan internet untuk anak sekolah.

Namun baru-baru ini beredar sebuah kisah inspiratif dari seorang Aparatur Sipil Negara (ASN). Adalah Lovita Rosa, dirinya melakukan kegiatan terpuji untuk membantu para pelajar melaksanakan belajar secara daring.

Baca Juga: Kuota Internet Jadi Masalah Utama Saat PJJ, Nadiem Makarim: Dana BOS Boleh untuk Beli Pulsa 

Perempuan asal Bandung itu melakukan gerakan sedekah wifi untuk para pelajar yang kurang mampu yang terhambat dalam proses pembelajaran secara daring.

Gerakan sedekah wifi itu dilakukan di rumahnya yang berada di Kompleks Permata Biru, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Setiap hari ada empat sampai lima anak sekolah yang mendatangi rumahnya.

"Inisiatifnya karena saya melihat warga di sini ada yang anaknya kesulitan untuk melakukan belajar secara daring. Katanya bingung beli kuotanya, lalu saya membuka rumah saya agar jaringan wifinya dipakai," kata Lovita seperti dilansir Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara, Kamis, 30 Juli 2020.

Menurutnya, gerakan sedekah wifi itu sudah dilakukannya sejak masa tahun ajaran baru beberapa waktu lalu. Selain kesulitan jaringan internet, ada warga di sekitarnya yang juga kekurangan gawai untuk digunakan.

Baca Juga: Jadi Alasan Dirinya Diserang, Nadiem Makarim: Itu Bukan Usulan Kemendikbud, Tidak Ada yang Ingin PJJ 

Dia mengaku telah mengajak warga lainnya untuk melakukan gerakan serupa di rumah masing-masing bagi yang memiliki jaringan wifi.

"Saya juga minta kepada warga yang lainnya untuk sedekah wifi karena banyak warga yang enggak mampu juga di sini akibat COVID-19," katanya.

Sementara itu, seorang ibu dari anak yang menggunakan wifi di rumah Lovita adalah Ida Aidah (33), mengaku dirinya hanya memiliki satu gawai untuk digunakan oleh dua anaknya. Kedua anaknya tersebut kini duduk di bangku sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).

"Belajar daring ini sangat memberatkan, harus beli kuota, kalau wifi kan enak, tapi saya kan tidak punya, terus anak ada dua yang sekolah," kata Ida.

Baca Juga: Viral Kisah G, Predator Fetish Kain Jarik Berkedok Riset Akademik, Korban Dibungkus Bak Pocong 

Selain itu, pembelajaran secara daring ini menurutnya menambah beban secara ekonomi, sebab selain membeli kuota, ia juga masih harus terus membayar iuran sekolah.

"Enggak ada diskon (iuran sekolah), cuma ada keringanan, bisa dicicil, tapi saya kira iurannya bisa dibayar hanya setengahnya," kata dia.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler