Mengacu pada Korea Selatan, Ridwan Kamil Kewalahan Alat Tes Corona Jawa Barat Terbatas

- 4 April 2020, 07:08 WIB
GUBERNUR Jawa Barat Ridwan Kamil saat video conference bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin.*
GUBERNUR Jawa Barat Ridwan Kamil saat video conference bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin.* /Antara/

PIKIRAN RAKYAT - Usai gencar lakukan tes cepat atau Rapid Diagnose Test (RDT) Virus Corona, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membandingkan hasil upaya wilayahnya dengan Korea Selatan.

Dalam telekonferensi yang digelar pada Jumat, 3 April 2020 lalu dengan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Kang Emil sapaan akrab Ridwan Kamil, mengaku baru mendistribusikan rapid test kit pada 50.000 orang di Jawa Barat.

Dalam telekonferensi tersebut, Kang Emil menjelaskan bahwa jumlah penduduk Jawa Barat hampir sama dengan Korea Selatan, sehingga menjadikan Korea Selatan sebagai kiblat penanggulangan virus corona merupakan caranya melawan pandemi itu.

Baca Juga: Abaikan Imbauan, Perantau yang Pulang ke Bandung Bisa Kena Denda Rp 100 Juta

"Penduduk kami (di Jawa Barat) 50 juta orang, besarnya sudah seperti Korea Selatan. Korea Selatan itu penduduknya 51 juta, warganya dites 300.000," kata Ridwan Kamil seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara.

Pelaksanaan tes cepat di Korea Selatan memang dilakukan setidaknya terhadap 0,6 persen dati total populasi negara tersebut.

Hingga Kamis, 2 April 2020 Ridwan Kamil mengaku telah membagikan 50.000 Rapid Diagnostic Test (RDT) ke seluruh kabupaten dan kota di Jawa Barat.

Baca Juga: Simak Kesaksian Pilu Para Penggali Kubur di Pemakaman Terbesar Brasil

Namun, hasil yang dilaporkan baru 15.000.

Dari 15.000 yang dilaporkan, terdapat 677 orang positif rapid test.

Kang Emil menuturkan bahwa angka 677 kasus positif COVID-19 tersebut belum ditetapkan sebagai angka resmi sebab mereka belum melakukan tes kedua, yakni swab tes.

Baca Juga: KABAR BAIK, AS Sukses Uji Coba Vaksin Virus Corona pada Tikus

Sementara, jika merujuk pada populasi Indonesia sebanyak 269 juta lanjutnya, besaran 0,6 persen itu sekitar 1,6 juta sampai 2 juta orang yang harus dites cepat.

"Indonesia harusnya minimal 2 juta orang. Dengan jumlah itu, harusnya perta (sebaran COVID-19 red.) bisa dtemukan secara utuh. Saya duga pengetesan cepat dan PCR (Polymerase Chain Reaction) mungkin baru di angka 50.000, jadi, 50.000 menuju 2 juta itu sangat jauh," tuturnya.

Oleh sebab itu, mantan Wali Kota Bandung ini berharap pada Ma'ruf Amin agar pemerintah pusat segera memperluas pelaksanaan tes cepat sebagai langkah antisipatif untuk mengetahui penduduk Indonesia yang menderita gejala virus corona atau COVID-19.

Baca Juga: Cegah Virus Corona, Arab Saudi Tutup Penuh Akses ke Makkah dan Madinah

"Untuk mengejar rasio ratusan ribu (Warga di tes cepat. red), itulah peran pemerintah untuk memperbanyak alat tes. Dengan demikian, kita tahu apa yang harus kita lakukan," pungkas Ridwan Kamil.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x