Tanpa berpikir panjang, tersangka mengambil pisau tersebut dan melemparkannya ke tanah, merasakan kepuasan ketika gagang pisau terlepas dan mata pisau menjadi senjata cadangan.
Ketika tengah berada dalam perjalanan, tersangka mengalami kebingungan dan kesulitan menemukan arah yang benar. Dalam situasi ini, ia mencoba dengan sungguh-sungguh untuk mencari jalan pulang yang mengarah ke pondoknya. Mungkin tersesatnya tersebut menambah tingkat kecemasan dan ketidakpastian dalam perjalanan tersangka.
Baca Juga: 5 Ayam Goreng Paling Lezat dan Favorit di Pekalongan, Catat Alamatnya!
"Saat mencari jalan pulang mendapatkan warung yang mana akhirnya beliau ingin belanja," jelasnya.
Tatapan Sinis yang Memicu Tragedi Pembantaian
Pada saat sedang berbelanja di warung tersebut, tersangka merasakan bahwa pemilik warung memberikan pandangan sinis atau mencibir ke arahnya.
Tindakan ini mungkin membuat tersangka merasa tersinggung atau merasa tidak dihargai, memicu respons emosional yang pada akhirnya berujung pada kejadian tragis yang terjadi di warung tersebut.
Baca Juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 62 Kapan Dibuka? Cek Tanggal dan Dapatkan Beasiswa Rp4,2 Juta