Selama Jadi Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Sinovac, Ridwan Kamil Tak Alami Keluhan

- 10 Oktober 2020, 13:07 WIB
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dalam wawancara bersama Juru Bicara Penanganan Covid-19 dr Reisa Brotoasmoro.*
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dalam wawancara bersama Juru Bicara Penanganan Covid-19 dr Reisa Brotoasmoro.* /Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr./

PR DEPOK - Sejak pandemi Covid-19 menyerang dunia, banyak negara berbondong-bondong mencoba dan meneliti vaksin Covid-19 guna mengakhiri pandemi tersebut.

Dari sekian banyak negara yang menciptakan dan mengembangkan vaksin Covid-19, Indonesia menjadi salah satu negara yang ikut serta di dalamnya.

Terdapat beberapa kandindat vaksin Covid-19 yang akan digunakan di Indonesia.

Baca Juga: Petisi Pemakzulan Bartomeu Terverifikasi, Posisinya sebagai Presiden Barcelona Kian Terancam

Vaksin Merah Putih merupakan vaksin yang dikembangkan oleh Kementerian Riset dan Teknologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional, juga Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.

Lalu, ada juga kandidat vaksin kolaborasi antara Bio Farma dengan Sinovac dari Tiongkok, Kimia Farma dengan G42 dari Uni Emirat Arab, dan Kalbe Farma dengan Genexine dari Korea Selatan.

Salah satu vaksin yang sedang dalam masa uji klinis pada relawan adalah Sinovac. Ujicoba vaksin Covid-19 ini sudah memasuki fase ketiga dan melibatkan ribuan relawan.

Terdapat kurang lebih 1.620 relawan yang mengikuti ujicoba fase 3 di Universitas Padjajaran Bandung.

Baca Juga: Sejumlah Gubernur Dukung Penolakan UU Cipta Kerja Diduga untuk Pilpres 2024, Ini Kata Pakar Politik

Gubernur Jawa Barat, M Ridwan Kamil adalah salah satu yang turut serta menjadi relawan dalam uji coba vaksin Covid-19 ini.

Pria yang akrab dipanggil Kang Emil tersebut mengungkapkan bahwa uji klinis vaksin Covid-19 tersebut telah melalui tiga tahap fase uji klinis beberapa waktu lalu serta disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo.

"Tahap satu vaksin disuntikkan pada relawan yang jumlahnya dibawah 100 orang. Tahap dua, disuntikkan pada relawan dengan jumlah antara 100 hingga 1000 orang. Serta tahap tiga untuk relawan di atas 1000 orang, tepatnya 1.620 relawan ," kata Ridwan Kamil dalam wawancara yang dilakukan oleh Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dr Reisa Brotoasmoro, disiarkan di kanal Youtube Sekretariat Presiden, Jumat 9 Oktober 2020.

Terdapat syarat yang harus dilakukan dalam proses uji coba vaksin Covid-19, yaitu relawan harus datang hingga 5 kali kunjungan.

Baca Juga: Buka-bukaan Dalang Dibalik Demo Tolak UU Cipta Kerja, Dewi Tanjung: SBY, Uuoppps Nyai Keceplosan

Pertama, melakukan tes PCR, rapid test dan tes sejenisnya untuk pengkondisian. Kunjungan kedua yaitu nenerima suntikan vaksin tahap satu.

Kunjungan ketiga disuntikkan tahap kedua. Lalu, kunjungan keempat dan kelima diambil darah untuk mengecek reaksi dari vaksin yang telah disuntikkan.

"Apakah setelah disuntik vaksin, di dalam tubuh saya ini antibodi berlimpah atau tidak. Nah, kalau berlimpahnya sampai 90 persen, berarti badan saya siap melawan virus Covid-19 yang akan menyerang tubuh saya. Pengambilan darah kedua akan dilakukan Desember 2020 dan untuk melihat hasilnya," ucap Ridwan Kamil, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari laman BNPB, pada Sabtu 10 Oktober 2020.

Ia juga menambahkan, apabila hasil uji darah Desember nanti berhasil, maka produksi vaksin secara massal baru dapat dimulai hingga dilanjutkan dengan vaksinasi massal.

Baca Juga: Yunarto Wijaya Sindir Anies Baswedan: Bingung Ada Kepala Daerah gak Marah Assetnya Dirusak

Ridwan Kamil juga menjelaskan bahwa upaya yang dilakukan pemerintah tersebut tidaklah mudah.

Selain itu, terdapat kelompok-kelompok masyarakat yang masih meragukan keamanan vaksin.

Bahkan, Ridwan Kamil selaku relawan vaksin dituding menyebarkan hoaks atau berpura-pura menjadi relawan saat foto proses pengambilan darahnya diunggah dan beredar luas di media sosial.

"Persepsi publik, orang-orang yang tidak paham menyangka saya bohong. Menurut mereka yang tidak paham, jarum suntik itu masih seperti model yang lama. Padahal dalam tes vaksin, menggunakan jarum suntik modern yang disebut vacutainer," kata Ridwan Kamil.

Baca Juga: BNPB: Potensi Gempa 8,8 SR di Bali dan Nusa Tenggara, Efek Gelombang Diprediksi Tiba Dalam 30 Menit

Oleh karena itu, Ridwan Kamil meminta pada masyarakat yang belum paham terkait proses uji coba vaksin untuk tidak berkomentar dan memprovokasi.

Sebaliknya, ia menyarankan agar warga bertanya untuk memahami prosesnya.

Ridwan Kamil juga meyakinkan masyarakat bahwa sejauh yang ia rasakan hingga kini, tak ada dampak medis yang ditimbulkan akibat vaksin tersebut.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: BNPB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah