Tambah 37 Kamar Khusus COVID-19, RSUD Depok Butuh Tambahan Dokter Spesialis Penyakit Dalam

- 22 April 2020, 20:18 WIB
RSUD Kota Depok yang berlokasi di Jl Raya Muchtar, Kecamatan Sawangan, Depok.*
RSUD Kota Depok yang berlokasi di Jl Raya Muchtar, Kecamatan Sawangan, Depok.* /Pemkot Depok/

PIKIRAN RAKYAT - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok saat ini akan menambah 37 tempat tidur khusus bagi pasien COVID-19.

Direktur Utama RSUD Kota Depok, dr. Devi Maryori menyampaikan atas penambahan tempat tidur ini maka rumah sakitnya membutuhkan tambahan dokter spesialis penyakit dalam, paru, anak, dan anastesi serta radiologi.

Informasi ini disampaikan dr. Devi Maryori kepada Pikiranrakyat-depok.com saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon pada Rabu, 22 April 2020.

"Sekarang kan ada tambahan tempat tidur di lantai 8, jadi kami butuh tambahan dokter spesialis," kata Devi Maryori.

Baca Juga: BERITA BAIK, RS UI dan Pemkot Depok Kembangkan Aplikasi Deteksi Kasus ODP PDP Corona 

dr. Devi menyebutkan saat ini sudah ada sebanyak 20 dokter umum yang sudah bekerja di RSUD.

Kalaupun ke depan dijadikan rumah sakit COVID-19 maka idealnya RSUD membutuhkan 57-66 tempat tidur dengan dokter umum sebanyak 35 orang.

Beserta tambahan dokter dua spesialis paru lantaran masih ada satu, satu dokter spesialis radiologi, dan dua tambahan dokter penyakit dalam untuk menambah yang saat ini sudah ada yaitu dua dokter.

Termasuk dua tambahan dokter spesialis anak untuk menambah dua dokter yang ada saat ini.

Baca Juga: Cek Fakta: Alfamart Bagikan 6.000 Voucher Gratis Senilai Rp 2 Juta, Simak Faktanya 

"Hari kemarin ada, tapi rupanya penyakit dalam ini sudah dijadikan dokter penanggung jawab pasien di RS Brimob, tadinya dia 'ok' akhirnya gagal, baru satu ketemu untuk dokter penyakit dalam satu, paru besok ketemu saya. Dokter anastesi besok juga, kita ada satu," ungkap Devi.

Dalam penuturannya, kebutuhan dokter di RSUD ini sudah diteruskan ke organisasi profesi masing-masing dan termasuk ke Dinas Kesehatan.

"Ke ketua gugus tugas (Wali Kota Depok, red.), tapi inikan belum ada yang mau, masih dalam proses," katanya.

"Kita lagi mencari jadi setiap hari kalau sudah dapat informasi pasti datang ke kami bawa berkas dan janji sama kita untuk tim manajemen," ungkapnya.

Baca Juga: Pascapembebasan Napi: Polri Catat 28 Napi Asimilasi Kembali Berulah 

Diketahui berdasarkan SK Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil bahwa RSUD Kota Depok dijadikan rumah sakit khusus penanganan COVID-19 untuk kasus ringan dan sedang.

Sementara saat ini RS UI sudah dinyatakan sebagai rumah sakit khusus COVID-19 untuk kasus sedang dan berat.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sebelumnya berpendapat bahwa di tengah pandemi COVID-19 dibutuhkan penanganan yang cepat.

Ketua Satgas Covid-19 IDI Kota Depok, dr Alif Noeriyanto Rahman menyikapi pandemi Covid-19 harus diikuti dengan kesiapan pemerintah dalam kondisi apa pun, siap tidak siap, pemerintah harus siap.

Baca Juga: Cek Fakta: RSUD Waluyo Jatim Ditutup Karena Semua Tenaga Medis Diisolasi, Simak Faktaknya 

Sehingga menyoali dukungan fasilitas di RSUD dalam hal menanggulangi pandemi Covid-19 tersebut, maka yang perlu dilakukan pemerintah adalah membangun komunikasi dan koordinasi dua arah baik dengan IDI ataupun antarpihak rumah sakit.

Pasalnya, saat ini sudah ada lebih kurang 20 rumah sakit yang berdiri di Kota Depok sehingga kondisi ini harus dimanfaatkan dengan maksimal.

"Masing-masing dari mereka bisa meminta bantuan terhadap rumah sakit dan itu prinsipnya kita sama-sama gotong royong. Tidak hanya gotong-royong di masyarakat saja, tapi juga antara tenaga medis," ungkapnya.***

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x