Network
PIKIRAN RAKYAT - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok kembali mengumumkan data terbaru jumlah kasus positif virus corona.
Laporan terbaru hingga Jumat, 8 Mei 2020 diumumkan oleh Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 sekaligus Wali Kota Depok, Mohammad Idris.
Idris menyampaikan perkembangan terkait kasus virus corona melalui rilis yang diterima Pikiranrakyat-depok.com pada Jumat, 8 Mei 2020.
Dalam pengumuman yang disampaikan pada Jumat, 8 Mei 2020 sore, Idris menyampaikan ada penambahan jumlah kasus pasien positif COVID-19.
Baca Juga: Gagal Beraksi, Maling di Depok Bacok Satpam dan Tembak Warga Sekitar
Hingga saat ini, jumlah korban yang diidentifikasi terjangkit virus corona berdasarkan pernyataan Idris bertambah 9 orang dari 330 orang menjadi 339 orang.
Kemudian, untuk pasien yang dinyatakan sembuh, Idris menyebutkan ada penambahan 1 orang menjadi 48 orang. Untuk kasus kematian tetap 20 orang meninggal dunia.
Sedangkan untuk kasus pasien dalam pengawasan (PDP) di Kota Depok, ada 1.336 orang yang sedang diawasi.
Meski begitu ada 571 orang yang sudah selesai diawasi sehingga menyisakan 765 orang yang masih diawasi kesehatannya dari virus corona.
Baca Juga: Tawuran Remaja Berujung Maut di Depok, Polisi Buru sang Provokator
Sementara untuk kasus orang dalam pemantauan (ODP), ada sebanyak 3.427 orang yang masih dipantau. Sebanyak 1.815 orang sudah dinyatakan selesai sehingga menyisakan 1.612 orang yang masih dipantau dari virus corona.
Idris juga menyampaikan untuk kasus orang tanpa gejala (OTG) di Kota Depok, ada sekira 1.364 orang.
Meski demikian ada 438 orang yang sudah dinyatakan selesai sehingga menyisakan 926 orang yang masih dipantau kesehatannya.
Selain itu, Idris juga menegaskan bahwa tidak ada penambahan kasus PDP yang meninggal sehingga masih sama dengan data sebelumnya 59 orang yang meninggal.
Baca Juga: Direstui Megawati, Pradi Supriatna-Afifah Aliya Resmi Berpasangan di Pilkada Depok 2020
Namun dipastikan kata dia, sejumlah PDP yang meninggal tersebut belum bisa dinyatakan positif atau negatif.
"Karena harus menunggu hasil PCR, yang datanya hanya dikeluarkan oleh PHEOC (Public Health Emergency Operating Center) Kemenkes RI," kata dia.***
