Antisipasi Lonjakan Kasus Baru, Pemkot Depok Anggarkan Puluhan Miliar Guna Lengkapi Fasilitas RSUD

- 29 Agustus 2020, 06:33 WIB
ILUSTRASI petugas medis mengenakan alat pelindung diri (APD) dalam menangani pasien virus corona di ruang isolasi.*
ILUSTRASI petugas medis mengenakan alat pelindung diri (APD) dalam menangani pasien virus corona di ruang isolasi.* /REUTERS/

PR DEPOK – Pemerintah Kota Depok terus memperbaharui beragam upaya untuk mengendalikan dan menangani persebaran virus corona di wilayahnya.

Setelah menggelar program "Operasi Gerakan Depok Bermasker" dan swab test massal, baru-baru ini Pemkot Depok menyampaikan rencananya untuk mengalokasikan dana sebesar Rp 64 miliar guna menangani kasus pasien Covid-19.

Diketahui anggaran puluhan miliar itu akan digunakan untuk melengkapi fasilitas yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok, termasuk penyediaan alat tes Covid-19, sosialisasi, mitigasi dan lain-lain.

Menurut Kepala Badan Keuangan Daerah (BKD) Kota Depok, Nina Suzana, rumah sakit tersebut saat ini tergolong RSUD tipe c yang memiliki ruang serta tempat tidur terbatas.

“Penanganan ini butuh dana besar. Belum lagi alat tes rapid dan PCR, Alat Pelindung Diri (APD), disinfektan, dan lain-lain, itu semua discover oleh anggaran itu,” tutur Nina saat berada ditemui di Balai Kota.

Baca Juga: Gegara Covid-19 Berujung PHK, Angka Perceraian di Pulau Jawa Melesat, Jabar Tertinggi

Nina menambahkan bahwa hingga saat ini, Pemkot Depok telah menggelontorkan dana sebesar Rp 15 miliar untuk RSUD tersebut. Sementara Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok telah menerima anggaran senilai Rp 20 miliar dari total biaya yang dialokasikan pemerintah kota.

“Belum lagi anggaran Covid-19 pada rumah sakit yang ditunjuk Pemkot Depok untuk penanganan atau isolasi, seprti RSUI, RS Bhayangkara Brimob, dan lain-lain. Pastinya butuh anggaran besar,” ujar Nina.

Sebanyak 60 persen penduduk di Kota Depok merupakan warga komuter yang memiliki mobilitas tinggi membuat besaran dana yang digelontorkan Pemkot Depok tak sebanding dengan meningkatnya jumlah kasus positif terlebih di masa kenormalan baru yang mengembalikan karyawan bekerja di masa pandemi.

Meski berbagai upaya telah dilakukan Pemkot Depok untuk menurunkan angka penyebaran Covid-19, namun aktivitas warga di luar rumah masih terbilang sulit untuk dibatasi. Kondisi tersebut disebabkan perkantoran dan fasilitas publik telah dibuka dan kembali beraktivitas dengan sejumlah ketentuan.

Dengan dibukanya perkantoran dan fasilitas publik, sejumlah pihak memprediksi kasus baru penyebaran Covid-19 kemungkinan besar akan bertambah.

Baca Juga: Minta BKPM Carikan Investor, Luhut Binsar Pandjaitan: Saya Mau Kembangkan Wisata Medis di Indonesia

“Seperti beberapa kasus yang terjadi saat ini. Pasien yang terkonfirmasi positif merupakan imported cases yang ditularkan oleh anggotanya yang bekerja di Jakarta,” tutur Nina.

Nina yang juga pernah menjabat sebagai mantan Kepala Satpol PP itu juga mengajak masyarakat berperan aktif dalam upaya penanganan Covid-19. Dimulai dari tindakan-tindakan sederhana yang bisa diterapkan di rumah maupun saat berada di ruang publik.

“Salah satunya dengan menerapkan 3M, yaitu Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak. Ayo perangi bersama untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Lakukan 3M di mana pun dan kapan pun,” tutur Kepala BKD Kota Depok tersebut.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Pemkot Depok


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x