Gus Yaqut Ingin Akhiri Intoleransi, Musni Umar Kutip Hasyim Muzadi: Tak Lantas Campur Aduk Keyakinan

26 Desember 2020, 19:14 WIB
Rektor Universitas Ibnu Chaldun (UIC), Musni Umar. /Instagram/@musni_umar

PR DEPOK – Menteri Agama yang baru saja dilantik, Yaqut Cholil Qoumas, menegaskan bahwa dirinya berkomitmen untuk menghilangkan intoleransi yang terjadi di Indonesia.

Dalam keterangannya saat menyambangi Ponpes Al-Anwar Sarang Rembang dan Ponpes LP3iA, ia mengungkap bahwa salah satu tantangan yang harus dihadapi sebagai Menteri Agama adalah ujaran kebencian dan intoleransi.

“Tantangan kita adalah menghadapi hate speech dan sikap intoleran, termasuk terorisme.  Ini yang mesti dihindari,” ujar Gus Yaqut pada Jumat, 25 Desember 2020.

Baca Juga: Minta Pemerintah Tak Habiskan Aset Ponpes HRS, Berikut Isi Pesan WA Marzuki Alie kepada Mahfud MD

Atas pernyataan Menag baru ini, Rektor Universitas Ibnu Chaldun, Musni Umar, menyoroti kata intoleransi yang disebut-sebut oleh Gus Yaqut.

Ia pun mencuit ulang kutipan definisi intoleransi dan toleransi yang dipaparkan oleh KH Ahmad Hasyim Muzadi, tokoh ulama Indonesia sekaligus mantan Ketua Nahdlatul Ulama (NU).

Menag berkomitmen berantas intoleransi di Indonesia. Apa yang dimaksud intoleransi dan toleransi. Ini pernyataan KH. Hasyim Muzadi ttg toleransi,” ujar Musni Umar, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter pribadinya.

Baca Juga: Akui Ingin Miliki Hubungan Baik, Tapi Turki Tak Bisa Terima Perlakuan Israel terhadap Palestina

Dalam kutipan tersebut, Hasyim Muzadi menjelaskan bahwa makna toleransi bukan berarti ikut melakukan kegiatan keagamaan seseorang.

“Toleransi bukan berarti pemeluk Kristen ikut sholat jumat di masjid atau umat islam ikut ibadah di gereja. Toleransi tak perlu sampai pakai atribut dan ikut rayakan natal dan ikut ikutan mengucapkan selamat Natal"

"Masing-masing umat beragama silahkan beribadah sesuai keyakinan dan pada tempat ibadahnya masing-masing,” demikian kutipan makna toleransi menurut Hasyim Muzadi.

Baca Juga: Pastikan Anda adalah Penerima BST Rp300 Ribu untuk Periode Januari-Juni 2021, Cek di Sini!

Lebih lanjut, mantan Ketua NU itu menjelaskan bahwa bersikap toleransi bukan berarti mencampuradukkan keyakinan.

“Karena toleransi bukan mencampur adukkan keyakinan. Kalau hal itu terjadi maka yang sebenarnya terjadi penodaan agama bukan toleransi agama,” tuturnya seperti tertera dalam buku NU dan Diplomasi Global yang ditulis oleh Khariri Makmun.

Diberitakan sebelumnya, bertepatan dengan tanggal 25 Desember 2020, Gus Yaqut menyampaikan pesan berisi ucapan selamat Natal kepada seluruh umat yang merayakan.

Baca Juga: Sinopsis The Hateful Eight, Aksi Adu Tembak 8 Orang Koboi Mempertahankan Hidup di Tengah Badai Salju

Sikapnya ini selaras dengan pernyataan sebelumnya, bahwa ia ingin menjadi Menteri untuk semua agama di Indonesia.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Tags

Terkini

Terpopuler