Berikan Kabar Buruk Soal Strain Baru Covid-19, Prof Zubairi Djoerban Tekankan Hal Ini

28 Desember 2020, 13:13 WIB
Speasialis penyakit dalam Universitas Indonesia (UI), Prof. Zubairi Djoerban. /Instagram/@profesorzubairi.

PR DEPOK - Kabar strain baru Covid-19 yang awal ditemukan di Inggris beberapa waktu lalu ramai diperbincangkan publik.

Kabar tersebut pastinya tak luput dari tanggapan para ahli. Salah satu yang ikut memberikan tanggapan adalah spesialis penyakit dalam dari Universitas Indonesia (UI), Prof. Zubairi Djoerban.

Sebelumnya melalui akun Twitternya @ProfesorZubairi, ia menyampaikan fakta-fakta terkait strain baru Covid-19 yang ditemukan di Inggris tersebut.

Baca Juga: Bukan HRS, Refly Harun Ungkap Pihak yang Harusnya Digugat PTPN VIII Soal Ponpes di Megamendung

Menurutnya Virus Corona jenis baru itu telah ada sejak bulan September lalu. Namun baru ramai diberitakan akhir-akhir ini.

Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa varian baru bernama N501Y tersebut lebih mudah menular 70 persen, khususnya pada anak-anak.

Kemudian, melalui unggahan terbarunya di Twitter, Prof Zubairi juga menyampaiakan penjelasan baru.

Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com, Senin 28 Desember 2020, Prof Zubairi menekankan bahwa virus tersebut belum terbukti lebih mematikan daripada jenis Virus Corona biasa.

Baca Juga: Sebut Somasi Ponpes HRS di Megamendung Keliru, Maiyasyak Johan: PTPN Potensial Jadi yang Tertuduh

"Pagi. Rasanya saya perlu menekankan ini: belum terbukti varian baru korona itu lebih mematikan," kata Zubairi.

Lebih lanjut, menurutnya pernyataan itu telah dia sampaikan pada sejumlah media arus utama.

"Hal ini sudah saya katakan di beberapa media arus utama," ucapnya menambahkan.

Selain itu, Zubairi juga menyampaikan kabar buruk terkait hasil penelitian baru yang mengungkapkan risiko penularan dari strain baru Covid-19 ini.

Baca Juga: Soal Gibran-Puan Diduga Terseret Korupsi Bansos, Neno Warisman: Masih Dugaan, Tetap Harus Hati-hati!

"Kabar buruknya, studi baru di London School of Hygiene and Tropical Medicine menyebutkan, varian ini 56 persen lebih menular," ujar Prof Zubairi dalam unggahan yang sama.

Unggahan Prof Zubairi tersebut hingga kini telah disukai oleh 445 orang dan di-retweet sebanyak 151 kali.

Banyak warganet yang merasa terbantu dengan informasi yang dibagikan oleh Prof Zubairi. Tak sedikit dari mereka yang menunggu-nunggu pula kabar terkait perkembangan dari strain baru virus corona tersebut.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Twitter @ProfesorZubairi

Tags

Terkini

Terpopuler