Heran Babe Haikal Ditanyai Bukti Bermimpi, Refly Harun: yang Bermasalah adalah Orang yang Melaporkan

29 Desember 2020, 14:55 WIB
Refly Harun (kanan) yang mengomentari ucapan Haikal Hassan (kiri) soal Prabowo-Sandi yang masuk Kabinet Indonesia Maju Presiden Joko Widodo. /ANTARA/Indrianto Eko Suwarso/Kolase dari ANTARA dan YouTube ILC

PR DEPOK – Sekretaris Jenderal Habib Rizieq Shihab (Sekjen HRS) Center, Haikal Hassan memenuhi panggilan klarifikasi dari pihak kepolisian.

Pemanggilan klarifikasi tersebut berkaitan dengan laporan mimpi Haikal Hassan yang bertemu Rasulullah SAW di dalam mimpi.

Selama proses klarifikasi, Haikal dilaporkan dicecar sekira 20 pertanyaan oleh penyidik Polda Metro Jaya.

Baca Juga: Polisi Tanya Bukti Bertemu Rasulullah, Haikal Hassan: Waktu Bermimpi Saya Enggak Bawa HP

Hal itu ia sampaikan usai proses pemeriksaan di Gedung Ditreskrimsus Polda Metro Jaya pada Senin, 28 Desember 2020.

Haikal mengeklaim dirinya merasa heran ketika penyidik bertanya soal bukti mimpinya bertemu Rasulullah SAW.

“Saya ditanya apa bukti Haikal Hassan bermimpi dengan Rasulullah. Bermimpi berjumpa dengan Rasulullah apa buktinya? Siapa yang bisa jawab bukti?” kata Haikal seperti dikutip dari Antara.

Pernyataan Haikal tersebut menuai banyak sorotan dari berbagai pihak, termasuk pakar hukum tata negara, Refly Harun.

Baca Juga: Sebut Fadli Zon dan KontraS Ambil Alih Investigas Komnas HAM, Muannas: Edan Tarik Kesimpulan Sendiri

Melalui video yang ia unggah melalui kanal YouTube Refly Harun, ia mengatakan bahwa tidak ada yang salah dengan orang yang mengaku dirinya pernah bermimpi.

“Pertama dia menceritakan kalau dia pernah bermimpi bertemu Rasulullah. Ya tidak ada yang salah kalau orang mengatakan pernah bermimpi,” ucapnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Selasa, 29 Desember 2020.

Akan tetapi, menurut Refly, yang menjadi pokok permasalahan yakni apabila ditanya bukti dari mimpi tersebut.

“Itulah masalahnya. Yang bermasalah itu adalah orang yang melaporkan dan membuat mimpi ini harus diperiksa,” katanya.

Baca Juga: Defisit Negara Disebut JK Lebih dari Rp1.000 Triliun, Fahri Hamzah: Ini yang Bicara Wapres 2 Periode

Lebih lanjut, menurut penilaian pria berusia 50 tahun ini, pemeriksaan bukti atas sebuah mimpi tidak masuk akal.

“Bayangkan betapa absurd-nya masalah ini, bagaimana caranya membuktikan bahwa seseorang itu bermimpi atau tidak,” ucap Refly.

Ia menjelaskan, poin pertama yakni tidak adanya alat untuk membuktikan benar atau tidaknya mimpi tersebut.

“Yang kedua, mimpi itu merupakan wilayah yang sangat privat. Karena privat, maka hanya terkait antara orang yang bermimpi dengan apa yang dimimpikan,” ujarnya.

Baca Juga: Haikal Hassan Diminta Bukti Soal Mimpi Temui Rasul, Azzam Mujahid: Selain Bawa HP, Bawa Powerbank

Refly menegaskan, tidak ada alat untuk memverifikasi apakah mimpi tersebut benar atau tidak.

“Ya namanya juga bermimpi. Tidak heran kalau Ahmad Sahroni mendukung Babe Haikal dan mengatakan ‘saya saja kerjanya bermimpi terus’,” tuturnya.

Menurutnya, banyak orang yang suka bermimpi, baik itu bermimpi dengan pengertian denotatif maupun konotatif.

“Denotatif itu ya ketika tidur, seseorang bermimpi. Tapi bermimpi ketika tidak tidur, itu namanya mengkhayal,” katanya.

***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: YouTube Refly Harun

Tags

Terkini

Terpopuler