Vaksinator Penyuntik Jokowi Mengaku Sempat Gemetar: Tak Ada Masalah dan Pendarahan di Bekas Suntikan

13 Januari 2021, 11:50 WIB
Presiden Jokowi Divaksin. /Dok.Setkab/

PR DEPOK – Wakil Ketua Dokter Kepresidenan Abdul Muthalib berkesempatan menjadi vaksinator Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada hari ini di lingkungan Istana Meredeka Jakarta.

Meski tidak ada masalah, Abdul Muthalib mengaku sedikit gemetar saat hendak menyuntikkan vaksin Sinovac kepada orang nomor satu di Indonesia itu.

"Menyuntik orang pertama di Indonesia ada rasa juga tapi tidak ada halangan bagi saya untuk menyuntikkan, pertama saja gemetaran, tidak ada masalah, tidak ada pendarahan sama sekali di bekas suntikannya," kata dia sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari ANTARA pada Rabu, 13 Januari 2021.

Baca Juga: Usai Presiden Jokowi, Raffi Ahmad Disuntik Vaksin Covid-19 Sinovac Mewakili Kaum Milenial

Abdul Muthalib mengatakan bahwa vaksin yang disuntikannya kepada Presiden Jokowi adalah vaksin Sinovac.

Dalam proses penyuntikan vaksin kepada Presiden, pria yang juga merupakan staf divisi Hematologi Onkologi Medik RSUPN Cipto Mangunkusumo itu mengatakan bahwa dirinya dibantu oleh perawat.

Abdul Muthalib menyebut bahwa usai disuntik vaksin di lengan kirinya, Presiden Jokowi berkomentar tidak merasa sakit sedikitpun.

Baca Juga: Usai Disuntik Vaksin Covid-19, Jokowi: Saya Memulai Ikhtiar sebagai WNI agar Terbebas dari Pandemi

''Vaksinnya tetap Sinovac dan saya lakukan penyuntikan dibantu perawat saya, kemudian saya gosok alkohol seperti prosedur biasa dan saya suntikan. Setelah saya suntik, bapak (Jokowi, red.) tidak merasa sakit sedikitpun. Bapak komentarnya sampai ke dalam juga demikian," ujarnya menambahkan.

Usai disuntik, Presiden Jokowi kemudian menuju ke meja 4 untuk mendapatkan kartu tanda suntik pertama telah dilakukan.

Perlu diketahui, sebelumnya, pada Senin, 11 Januari 2021, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization atau EUA) untuk vaksin Covid-29 produksi Sinovac.

Baca Juga: Cek Penerima Bansos 2021 dengan KIS atau KTP di dtks.kemensos.go.id untuk Dapat Bantuan BST PKH BPNT

EUA diberikan usai BPOM mendapatkan data dari uji klinis tahap ketiga yang dilakukan di Bandung, Turki, dan Brazil.

BPOM menyebut berdasarkan uji klinis tahap 3 di Bandung, data efikasi virus Sinovac mencapai 65,3 persen atau telah memenuhi ambang batas WHO yakni 50 persen.

Sebelumnya pada hasil uji klinis tahap ketiga di Turli menunjukan efikasi sebessr 91,25 persen dan di Brazil sebesar 78 persen.

Baca Juga: Dokter Tanya Keluhan Presiden Sebelum Divaksin, Jokowi: Saya Batuk Kecil

Selain itu, pada aspek keamanan dipastikan vaksin Sinovac tidak menimbukan efek samping berat namun hanya reaksi ringan hingga sedang.

Efek samping yang kemungkinan timbul bisa berupa nyeri, iritasi, pembengkakan, serta efek samping sistemik berupa nyeri otot, kelelahan dan demam.

Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga telah memastikan bahwa vaksin Covid-19 produksi Sinovac suci dan halal.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler