Guru Besar USU 'Hina' SBY dan AHY, Refly Harun: Serang Pendapatnya, Bukan Orangnya

16 Januari 2021, 19:19 WIB
Refly Harun komentari kasus penghinaan guru besar USU, YLH kepada Susilo Bambang Yudhoyono. /Instagram.com/@reflyharun

PR DEPOK - Baru-baru ini seorang Guru Besar di Universitas Sumatera Utara (USU) telah mengeluarkan pernyataan terkait mantan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Profesor yang berisinial YLH tersebut menyebutkan kata-kata tak pantas dalam akun Twitter pribadinya pada SBY.

Dalam pernyataannya, YLH menyebut SBY dengan gelar Bapak Mangkrak Indonesia karena sebelumnya SBY sempat memberikan masukan pada pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca Juga: Komentari Calon Kapolri Komjen Sigit, Ferdinand Hutahaean: Tugas Berat Mengakhiri Pesta...

Tak hanya itu, YLH juga sempat menghina Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan kata bodoh.

Pernyataan-pernyataan kontroversial YLH tersebut lalu ditanggapi oleh Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun.

Melalui sebuah video berdurasi sekitar 19 menit itu, Refly menyampaikan pendapatnya soal masalah penghinaan yang dilakukan YLH pada SBY.

Dalam video tersebut, Refly mengaku pernah juga disinggung oleh YLH terkait gelar pendidikan yang dimiliki dirinya. Padahal, Refly mengaku bahwa dia tidak mengenal sosok YLH tersebut.

Baca Juga: Bela Pengacara HRS yang Kutip Ayat Suci, Neno Warisman: Mohon Hargai, Hukum Formal Asalnya dari Situ

Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com, Sabtu 16 Januari 2021, Refly mengaku prihatin dan menyayangkan tindakan yang dibuat oleh YLH.

"Saya juga menyayangkan, ada profesor yang begini ucapannya kepada mantan presiden," kata Refly menjelaskan.

Kemudian dia mengatakan bahwa tak masalah jika tak setuju dengan seseorang. Namun, menurutnya yang mesti diserang bukan lah orangnya, tapi pendapatnya.

"Kita bisa saja tidak setuju ya dengan seseorang. Tapi justru yang harus kita serang adalah pendapatnya, bukan orangnya," ucapnya menambahkan.

Baca Juga: Kritik Mbak You Ramal Jokowi Lengser, Deddy: Stupid, yang Tadinya Ga Ada Bisa Ada karena Kepikiran

Refly menjelaskan, secara demokratis apabila menyerang orangnya itu termasuk pada tak tahu beretika dan menurutnya sering sekali orang melakukan hal itu dengan menghina.

"Karena kalau kita menyerang orangnya, ya kita tidak tahu beretika secara demokratis. Dan sering sekali orang mengatakan selalu ingin melakukan penghinaan. Misalnya menanyakan sekolahnya dimana, menanyakan apa dan lain sebagainya," ujar Refly.

Refly lalu kembali berpendapat bahwa yang seharusnya menjadi fokus utama adalah pendapatnya.

Daripada harus menyerang pribadi seseorang, menurutnya kebuh baik sampaikan hal yang tak disetujuinya dan bantah dengan menunjukkan bagian mana yang tidak disetujui.

Baca Juga: HRS Serukan Damai dan Tak Gaduh Lagi, Ferdinand Hutahaean: Selesai Sudah Dia! Sekarang Tak Berdaya

"Padahal harusnya berkonsentrasi saja pada pendapatnya. Apakah pendapatnya itu kira-kira kompatibel atau tidak. Jadi kalau kita bicara pendapat, itu kalau kita tidak suka, tidak setuju dengan pendapat seseorang. Ya kita tinggal bantah, dimananya tidak setuju. Jangan setiap orang yang kritik jokowi ditimpa," katanya menjelaskan.

Selain itu, Refly juga mengungkapkan seharusnya siapa pun dihormati, baik itu orang yang bekerja di bagian pemerintahan maupun yang di luar pemerintahan

"Ada orang yang bekerja di pemerintahan kita hormati, ada orang yang bekerja di luar pemerintahan, ya dihormati juga. Tidak perlu kita menyerang pribadi orangnya, kita serang kebijakannya," ucap Refly.

***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: YouTube Refly Harun

Tags

Terkini

Terpopuler