Bio Farma Siap Produksi 4,7 Juta Dosis Vaksin Covid-19, Dirut: Saat Ini Masih Tahap Quality Control

24 Januari 2021, 13:51 WIB
Kemasan vaksin Covid-19 diperlihatkan di Command Center serta Sistem Manajemen Distribusi Vaksin (SMDV) Bio Farma. /Pikiran Rakyat/Armin Abdul Jabbar.

PR DEPOK – Bio Farma akan memproduksi sekira 4,7 juta dosis vaksin Covid-19 yang akan digunakan pada bulan Februari 2021.

Saat ini status produk-produk tersebut sedang dalam tahap proses quality control, yang akan dikirimkan ke BPOM untuk mendapatkan lot release agar dapat disalurkan.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir pada Sabtu, 23 Januari 2021 kemarin.

Baca Juga: Ustaz Yahya Waloni Kaitkan Masker dengan Surga, Ferdinand Hutahaean: Kalau Saya Jemaahnya, Saya Tinggalkan!

“Sampai dengan kemarin, Jumat 21 Januari 2021, sudah ada empat juta dosis yang sudah selesai diproduksi,” ujar Honesti seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Ia menuturkan, hingga bulan Februari 2021 mendatang diperkirakan akan siap sebanyak empat juta dosis vaksin.

Seusai menerima 15 juta dosis bulk vaksin Covid-19 dari Sinovac pada 12 Januari 2021, lanjut dia, Bio Farma siap untuk meneruskan proses produksi dari bahan baku tersebut.

Proses itu dilakukan di fasilitas fill and finish yang berada di Bio Farma untuk menjadi final product.

Baca Juga: Ingin Panjang Umur? Konsumsi 10 Makanan Ini Secara Teratur untuk Hidup yang Lebih Lama dan Sehat

Untuk diketahui, bahan baku vaksin Covid-19 tersebut sudah mulai diproduksi pada pertengahan Januari 2021.

Honesti menyebutkan bahwa hasil dari proses produksi bahan baku tersebut akan melengkapi pasokan vaksin Covid-19.

“Dalam kemasan finish product sebanyak tiga juga dosis yang sudah diterima sebelumnya pada Desember 2020."

“Kolaborasi antara Bio Farma dengan Sinovac, melalui dua mekanisme, yaitu impor dalam bentuk barang jadi/finished product single dose yang diperuntukan front liner di Indonesia, dan impor dalam bentuk bulk/konsentrat vaksin,” kata Honesti menambahkan.

Baca Juga: Joe Biden Jadi Presiden AS di Usia Tua, Refly Harun: Bisa Jadi JK dan Megawati Maju Lagi di Pilpres 2024

Dari bulk ini, kata dia, akan diproses lebih lanjut di Bio Farma di fasilitas fill and finish yang ada di Bio Farma.

Dari jumlah tersebut, 1,2 juta dosis di antaranya telah didistribusikan ke 34 provinsi di Indonesia.

“Sisanya yang 1,8 juta dosis sudah mulai dilakukan distribusi tahap 2 pada minggu ini, ke 34 Provinsi,” ucap Honesti.

Sedangkan untuk bahan baku, Bio Farma akan menerima sebanyak 140 juta dosis, yang akan diterima secara bertahap.

Baca Juga: Netizen Harap Jokowi Dipidana seperti HRS, RH: Sejak Awal Saya tak Setuju Kerumunan Selalu Pendekatan Pidana

“Tahap pertama pengiriman bahan baku ini, sudah kami terima sebanyak 15 juta dosis pada 12 Januari 2021,” tuturnya.

Untuk pendistribusian vaksin sendiri, grup Bio Farma bersama anggota PT Kimia Farma (Tbk) dan PT Indofarma (Tbk) sudah mempunyai 48 cabang atau warehouse yang ada di seluruh Indonesia.

“Hal ini bisa kita optimalkan, dalam sisi teknologi, Bio Farma sudah menyiapkan digital solution yang bersifat end-to-end mulai dari pabrik produksi, proses distribusi dan sampai di tujuan akhir (fasilitas kesehatan),” katanya menjelaskan.

Proses pendistribusian tersebut, kata dia, dapat dilihat secara real time di Command Center Holding BUMN Farmasi.

Baca Juga: Pahami Risiko Pilih Jadi Relawan Jokowi, Irma Suryani: Kalau di Pilpres 2019 Kalah, Saya Sudah ‘Hilang’

Seperti diketahui, Indonesia membutuhkan vaksin Covid-19 untuk 181,5 juta penduduknya, atau setara dengan 426 juta dosis.

Untuk mengantisipasi kelangkaan pasokan vaksin Covid-19 dari produsen Covid-19, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengeluarkan Permenkes.

Permenkes itu dengan Nomor HK.01.07/MENKES/12758/2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin untuk Pelaksanaan Vaksinasi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler