PR DEPOK – Politisi Partai Gelora, Fahri Hamzah mengomentari cuitan dari Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.
Dalam cuitannya di akun Twitter pribadinya @mohmafudmd, Menko Polhuman memberikan penilaiannya soal ‘statement orang dungu’.
Fahri Hamzah menegaskan bahwa Mahfud MD harus bisa menempatkan dirinya kapan berlaku sebagai pejabat di satu sisi, dan menjadi ilmuan di sisi lain.
Baca Juga: 153 WNA Tiongkok Masuk ke Indonesia, Said Didu: Berarti China Sudah Bukan Luar Negeri?
“Kapan menjadi ilmuan kapan menjadi pejabat,” ujar Fahri Hamzah sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @Fahrihamzah pada Senin, 25 Januari 2021.
Fahri Hamzah mengatakan bahwa tugas dari Mahfud MD sebagai pejabat adalah untuk memastikan hukum sama pada semua orang.
“Sebagai pejabat tugas prof adalah memastikan hukum sama pada semua orang,” ujarnya menambahkan.
Mantan politisi PKS itu meminta Mahfud MD untuk tidak hanya sekadar menasihati suatu kelompok, tetapi turut menangkap kelompok lain.
“Jangan ada yg dinasehati, ada yang ditangkapi,” ucapnya.
Lebih lanjut, pria berusia 49 tahun ini mempertanyakan mengapa tidak semua orang diberi nasihat.
“Kenapa gak semua orang dinasehati aja? Karena saya termasuk yg anggap nasehat lebih baik. Sekedar saran prof,” ujar Fahri Hamzah.
Sebelumnya, Mahfud MD menyatakan apabila tidak menyukai pernyataan yang dianggap kurang tepat, tidaklah harus disandingkan dengan gambar hewan dan lebih baik didiamkan saja.
“Kalau Anda tak suka dgn statement atau tudingan seseorang yg Anda anggap ngaco, tak usahlah menghinanya dgn cacian atau gambar hewan. Diamkan sj,” katanya.
Tidak hanya itu, Mahfud MD juga menjelaskan bahwa dengan tidak menjawab statement dari orang dungu sudah merupakan suatu jawaban bagi orang dungu tersebut.
“Ada ungkapan, ‘tarkul jawaab alal jaahil jawaabun’, ‘Tdk menjawab statement atau tudingan org dungu adalah jawaban thd org dungu tsb’,” ucapnya.
***