Nilai Pengambilalihan Demokrat sebagai Pertarungan Jenderal-Mayor, Andi Mallarangeng: Gagal Pula!

7 Februari 2021, 11:05 WIB
Sekretaris Majelis Tinggi DPP Partai Demokrat, Andi Mallarangeng. /Instagram @andi_a_mallarangeng

PR DEPOK – Politisi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng menilai bahwa isu pengambilalihan kepemimpinan di partainya merupakan pertarungan antara seorang jenderal yang ingin mengkudeta seorang mayor.

Sebagai informasi, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko merupakan seorang pensiunan TNI berpangkat jenderal.

Sedangkan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) meninggalkan dunia militer saat dirinya berpangkat mayor.

Baca Juga: Datangi dan Pantau Langsung Pesantren di Jakarta, Menag Dapat Masukan dari Ulama Karismatik NU

“Katanya begini, kalau di Myanmar itu jenderal kudeta presiden dan menteri-menteri. Kalau di sini ada jenderal mau kudeta mayor, gagal pula,” ucap Andi seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari kanal YouTube Radio Smart FM pada Minggu, 7 Februari 2021.

Menurut keterangannya, upaya kudeta itu gagal setelah kader-kader Partai Demokrat yang ditemui Moeldoko di sebuah hotel segera melapor kepada AHY pada keesokan harinya.

Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) itu berpendapat, para kader itu melaporkan bahwa dalam pertemuan tersebut, Moeldoko menyatakan siap menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.

Baca Juga: Sering Digunakan sebagai Bahan Masker DIY, 5 Bahan Ini Berpotensi Merusak Kulit Wajah

Selain itu, Moeldoko pun disebut tengah mempersiapkan 360 DPC dan DPR agar dapat menggelar kongres luar biasa (KLB).

Setelah mendapat laporan itu, AHY pun segera menyurati Presiden Joko Widodo (Jokowi) serta menggelar konferensi pers untuk membeberkan adanya upaya kudeta tersebut.

Sekretaris Majelis Tinggi DPP Partai Demokrat itu juga membantah pernyataan Moeldoko yang menyebut pertemuan dengan kader Partai Demokrat sekadar acara minum kopi.

Baca Juga: Jadi Aktor Kemenangan Real Madrid Saat Hadapi Huesca, Raphael Varane: Karakter Tim Saat Ini Sudah Terlihat

“Kalau ngopi-ngopi dengan orang yang tidak dikenal apanya yang ngopi-ngopi? Nah itu persoalan, ini offside, bukan cuma offside, kartu merah. Ini kartu merah kalau dalam sepakbola, harus out,” ucapnya.

Sebelumnya diketahui, Moeldoko disebut-sebut berupaya merebut kepemimpinan Partai Demokrat dan menjadikannya sebagai kendaraan politik pada Pemilu 2024 mendatang.

Mantan Panglima TNI itu juga disebut telah menemui sejumlah kader Partai Demokrat.

Baca Juga: Bicara Soal Kans Davies dan Kabak Debut di Liga Inggris Saat Lawan Manchester City, Ini Kata Juergen Klopp

Pertemuan itu bertujuan untuk menggalang kekuatan agar dapat menyelenggarakan KLB.

Akan tetapi, Moeldoko membantah tudingan tersebut. Ia mengaku bahwa dirinya tak punya hak untuk mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat lantaran bukan bagian dari internal partai.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Tags

Terkini

Terpopuler