PR DEPOK- Tudingan radikalisme yang menyeret nama Din Syamsuddin hingga saat ini masih menjadi polemik.
Gerakan Anti Radikalisme (GAR) yang beranggotakan sejumlah alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) kini menjadi sorotan.
Pasalnya, GAR ITB melaporkan Din Syamsuddin ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) diduga terkait kasus radikalisme.
Adanya hal itu membuat berbagai pihak menyoroti keberadaan GAR ITB ini, termasuk Tokoh papua, Christ Wamea yang turut berkomentar di akun Twitter miliknya @PutraWadapi.
Di dalam cuitannya, Christ Wamea menyinggung terkait buzzer yang saat ini hangat diperbincangkan banyak pihak.
"Rata2 buzzer rezim bicaranya cuma radikalisme dan intoleransi," ujar Christ Wamea, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
Christ Wamea pun berpendapat di dalam cuitannya bahwa GAR ITB ini juga merupakan buzzer yang hanya buat gaduh, maka ia menganggap agar GAR ITB ini baiknya dibubarkan saja.
"GAR ITB ini juga kumpulan buzzer jadi dibubarkan saja. Nanti kerjanya hy bikin gaduh saja dgn selalu menuduh org radikal dan intoleran," kata Christ Wamea.
Ia pun mengungkap bahwa pemerintah telah menegaskan bahwa Din Syamsuddin dinyatakan tidak radikal yakni melalui pernyataan Mahfud MD.
"Pemerintah melalui Menkopolhukam scr resmi sdh smpikan bhw Pak Din tdk radikal," ujar Christ Wamea menambahkan.
Hal itu disampaikan Christ Wamea dengan memberikan komentar terkait ucapan selamat dari Fajroel Rachman untuk dilantiknya rektor baru ITB periode 2020-2025.***