Sebut Hanya di ITB Ada Gerakan Anti Radikal, Shamsi Ali: Jika Fobia Kritik, Terjadi Pemerkosaan Intelektual

15 Februari 2021, 14:18 WIB
Imam Besar di Islamic Center of New York, Muhammad Shamsi Ali. /Instagram @imamshamsiali2

PR DEPOK – Imam Besar di Islamic Center of New York, Muhammad Shamsi Ali mengatakan bahwa pembentukan Gerakan Anti Radikalisme (GAR) hanya ada pada alumni universitas di Indonesia seperti Institut Teknologi Bandung (ITB).

Hanya alumni universitas di Indonesia seperti ITB ada Gerakan Anti Radikalisme,” kata Shamsi Ali seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari akun Twitter pribadinya @ShamsiAli2.

Shamsi Ali menyebut di Amerika Serikat saja tidak ada gerakan seperti GAR ITB. Justru, dalam dunia perguruan tinggi sikap kritis didorong kepada mahasiswa.

Baca Juga: Sinopsis Escape Plan, Aksi Pelarian dari Penjara Sylvester Stallone dan Arnold Schwarzenegger

Di Amerika saja tidak ada yang gitu-gituan. Di dunia kampus sikap kritis malah didorong,” ucap Shamsi Ali.

Dia juga menyayangkan adanya dunia pendidikan yang fobia terhadap mahasiswa maupun orang-orang yang memiliki pola pemikiran kritis.

Menurut Shamsi Ali, bila hal itu terjadi maka pada institusi tersebut telah terjadi perampasan intelektual.

Baca Juga: Tanggapi Polemik GAR ITB, Mantan Jubir Gus Dur: Kampus ITB Sekarang Kok Jadi Sarang Buzzer

Jika dunia akademia phobia kekritisan, berarti terjadi  pemerkosaan independensi intelektualitas. menyedihkan!” ujarnya.

Kemudian, Shamsi Ali menerangkan setiap manusia mulia karena memiliki kecerdasan yang bisa menumbuhkan rasa keingintahuan melalui pola pikir yang kritis.

Manusia itu mulia krn kapasitas kecendekiawanan yg menumbuhkan kuriositas pada dirinya. Maka ketika melihat sesuatu yang kurang dipahami, apalagi paham kalau itu salah, pasti akan bersuara. Ekspresi itulah yang terjadi dg malaikat ketika Allah putuskan Adam hadir di bumi,” ucapnya.

Baca Juga: JK Dinilai Memprovokasi Keadaan, Yan Harahap: Cuma Tanya Saja Sudah Dibilang Provokasi, Gimana Kritik Beneran?

Shamsi Ali mengungkapkan bahwa upaya pembungkaman melalui tuduhan radikal merupakan hal yang bertentangan dengan kodrat manusia dan Hak Asasi Manusia (HAM).

Upaya pembungkaman terhadap tuduhan radikal akan kekritisan manusia, selain bertentangan dengan kodrat manusia, juga bertentangan dengan HAM yang menjanin hak ekspresi,” tuturnya.

Shamsi Ali menambahkan, bagi pihak-pihak yang tidak siap menerima kritikan lebih baik jangan berada pada posisi tokoh masyarakat.

Baca Juga: Fahri Hamzah: Presiden Percaya Kritik Itu Penting, Tapi Orang di Sekitarnya Tak Paham Kondusifkan Ruang Publik

Lantaran menurutnya dalam aturan berdemokrasi penguasa tertinggi adalah rakyat sehingga masukan dan kritikan akan disampaikan untuk memperbaiki sesuatu yang dinilai masih kurang.

Dan jika tdk Siap dikritik, jangan berada di posisi publik. Dlm tatanan Demokrasi, rakyat penguasa tertinggi,” tutur Shamsi Ali.

Diketahui, alumni ITB dalam kelompok GAR ITB telah melaporkan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin atas tuduhan radikalisme.

Baca Juga: Sebut Capres Harus Berani Lawan Musuh Negara, Ferdinand Hutahaean: Jangan Malah Berangkulan dengan Mereka

Meski begitu, hingga kin Din Syamsuddin telah mendapat dukungan dari berbagai pihak termasuk pemerintah yang menyatakan bahwa label radikal yang disematkan untuk Din Syamsuddin adalah tidak benar.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Tags

Terkini

Terpopuler