PR DEPOK - Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum lama ini mengungkapkan akan meminta DPR untuk merevisi UU ITE apabila dianggap tidak bisa memberikan keadilan.
Terkait hal itu, Pengamat politik Rocky Gerung ikut mengomentari pernyataan dari Presiden Jokowi tersebut.
Menurut Rocky, UU ITE itu hanya sebagai alat kontrol terhadap oposisi. Menurutnya pemerintah seharusnya terlebih dahulu memulihkan hak oposisi.
Rocky Gerung pun menyebutkan bukan UU ITE yang seharusnya direvisi, tetapi cara berpikir Presiden Jokowi dan pemerintah secara keseluruhan.
"Dalam politik, Presiden Jokowi harus memperbaiki cara dia melangkah. Bukan dengan cara menyeponsori dinasti, Omnibus Law, korupsi di lingkaran dalam. Itu yang mesti diperbaiki, bukan sekadar ucapin UU ITE lalu semua simsalabim selesai," ujar Rocky Gerung di video dalam saluran Youtube, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
"Ini lebih mendasar cara Jokowi, istana keseluruhan menghormati oposisi kan begitu, harus diaktifkan oposisi. Jadi Kalau katakan kita revisi UU ITE iya, tapi oposisi diserap ke istana, terus siapa yang mau bicara. Itu lah dimensinya," ujar Rocky melanjutkan.
Baca Juga: Akui Ingin Segera Menikah, Herjunot Ali Sebut Pacaran Buang Duit hingga Singgung Luna Maya
Hersubeno Arief lawan diskusinya pun bertanya terhadap Rocky Gerung, soal dirinya tidakkah melihat adanya semacam iktikad baik dari pemerintah.
Pasalnya, belum lama ini Presiden Jokowi meminta warga untuk lebih aktif mengkritik pemerintah.
Menjawab hal itu, tampaknya Rocky Gerung tak sepakat. Pasalnya, hal semacam itu baru bisa dicapai apabila Presiden dan kekuasaan mengerti apa itu demokrasi.
Bahkan, Rocky Gerung pun menyebutkan bahwa bukan UU ITE yang seharusnya direvisi, tetapi cara berpikir orang-orang petinggi kekuasaan.
"Tapi kalau kekuasaan gak paham demokrasi percuma. Karena intelijen akan cari cara supaya memuaskan keinginan presiden agar opisisi tidak ada," tutur Rocky Gerung.
"Presiden harus datang dengan pidato baru bahwa saya bersalah selama ini karena menganggap oposisi buruk. Oleh sebab itu saya revisi cara berpikir, bukan UU yang direvisi," ujar Rocky menambahkan.***