PR DEPOK – Video aksi penembakan terhadap terduga teroris di Mabes Polri yang sudah banyak beredar di media sosial, tampaknya tidak membuat publik takut.
Pengamat politik, Rocky Gerung menilai sikap tidak takut itu terjadi lantaran publik hanya heran hingga geleng-geleng kepala mendengar kabar tersebut.
Namun bukan heran karena pertunjukkan penembakannya, melainkan heran ada seseorang yang dengan mudah bisa lolos masuk ke halaman Mabes Polri.
Hal tersebut disampaikan Rocky Gerung melalui satu video di kanal YouTube pribadinya Rocky Gerung Official pada Kamis, 1 April 2021.
“Bukan geleng kepala karena peristiwanya, tetapi karena seolah nggak percaya ada seseorang dengan mudah di situ berjalan sendirian bisa lolos dari lapisan pengamanan,” kata dia seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
Menurut Rocky Gerung, peristiwa yang terjadi di Mabes Polri kemarin lebih banyak menimbulkan teka-teki daripada rasa takut.
“Jadi bagian itu yang bikin teka-teki. Saya melihat psikologi publik justru begitu,” ucap dia menjelaskan.
Kemudian, Rocky Gerung mengatakan masyarakat yang sedang berupaya menghalangi aksi teror, kini mulai berubah pandangan karena adanya peristiwa di Mabes Polri.
Lantas, Rocky Gerung pun menyinggung soal adanya skenario dibalik peristiwa yang terjadi di Mabes Polri tersebut.
“Di tengah-tengah kepentingan kita untuk menghalangi aksi-aksi teror ini dengan pendidikan kewarganegaraan, relasi antar agama, tiba-tiba ada sesuatu yang justru membuat orang berbalik untuk menganggap bahwa ini semacam skenario yang dipaksakan,” jelasnya.
Rocky Gerung pun menyayangkan adanya insiden tersebut, karena menurutnya upaya serius yang telah dilakukan untuk mengatasi terorisme kini seolah dipatahkan.
“Jadi peristiwa ini dianggap sebagai skenario yang dipaksakan. Ini kan sebenarnya buruk bagi upaya kita untuk serius mengatasi terorisme itu,” ujar dia.
Diketahui, Mabes Polri diserang orang tidak dikenal (OTK) yang diduga teroris pada Rabu, 31 Maret 2021 sekitar pukul 16.30 kemarin.
Polisi menembak OTK yang berpakaian serba hitam, yang memaksa masuk ke salah satu gedung di kompleks Mabes Polri.
Sebagaimana dikutip dari Antara, Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menceritakan kronologis peristiwa penembakan yang terjadi tersebut.
Awalnya, kata Kapolri, pelaku sempat menanyakan ke petugas tempat kantor pos. Petugas pun memberikan informasi tersebut kepada pelaku.
“Ia sempat meninggalkan (pos) namun kembali dan melakukan penembakan sebanyak enam kali. Dua kali ke arah pos jaga dan dua kali di luar dan menembak lagi ke anggota yang di belakang. Terhadap pelaku, telah diberikan tindakan tegas terukur,” kata Listyo menegaskan.***