PR DEPOK - Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Haris Azhar, turut mengomentari aksi teror yang dilakukan oleh tersangka teroris Zakiah Aini di Mabes Polri pada Rabu, 31 Maret 2021.
Dalam dialognya bersama Refly Harun, ia menilai bahwa dalam kasus seperti ini harus ada presumption of innocence atau praduga tak bersalah.
Ia lantas memaparkan bahwa ada prinsip yang menetapkan kondisi seperti apa saja yang memperbolehkan penegak hukum untuk melepaskan tembakan.
"Di prinsip Kuba itu ada ukuran-ukuran di mana penegak hukum boleh langsung melakukan eksekusi tembak. Tembak pun ada jenisnya, tembak melumpuhkan, lalu tembak yang mematikan," ujarnya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari kanal YouTube Refly Harun.
Akan tetapi, lanjutnya, sebelum tembakan melumpuhkan ini dilepaskan, ada tindakan penegakkan hukum lain yang bisa dilakukan, seperti pencegahan.
Dalam aksi teror di Mabes Polri Rabu kemarin, Haris Azhar mengatakan bahwa sebetulnya propam atau profesi dan pengamanan, selain memeriksa tersangka Zakiah Aini, juga harus memeriksa sistem keamanan dalam Mabes Polri.
"Ini Mabes Polri, gimana kita yang masyarakat biasa. Ini kan zona yang semuanya mudah diserang. Ini Mabes Polri, tidak begitu ramai (karena masa pandemi) dan memang nggak ramai karena menuju ke Mabes Polri juga ada banyak syarat prokes," tutur Haris Azhar melanjutkan.
Baca Juga: Pemkot Bogor Tunggu Aturan Teknis Larangan Mudik 2021 Agar Bisa Diterapkan Secara Baik
Menurutnya, syarat protokol kesehatan saja seharusya sudah bisa menghambat masuknya orang-orang tak berkepentingan di Mabes Polri.
Ia yang mengaku beberapa kali mendatangi Mabes Polri pun mengungkap bahwa memang standar keamanan di area tersebut tidak terlalu ketat.
"Mungkin karena saya mungkin dikenal oleh polisi, mungkin agak sedikit gampang, dan saya meyakini bahwa cctv itu bukan hanya di dalam Mabes Polri, tetapi di pintu masuk, di jalan-jalan menuju ke Mabes Polri itu juga ada cctv-cctv. Dari situ nanti kelihatan apakah mudah orang itu bisa masuk atau tidak," katanya.
Baca Juga: Pasar Mitra Tani Tawarkan Harga Pangan Lebih Rendah 10 Sampai 25 Persen Dibandingkan Harga Pasaran
Lebih lanjut, aktivis HAM itu pun menyoroti lolosnya senjata yang dibawa Zakiah Aini dari pemeriksaan petugas.
Menurut Haris Azhar, senjata bisa saja lolos pemeriksaan alat pendeteksi lantaran dibuat dengan canggih.
"Kan ada senjata yang canggih-canggih yang tidak bisa dideteksi, karena di Mabes Polri itu nggak ada body checking, dia hanya detector aja," tuturnya melanjutkan.
Akan tetapi, terlepas dari kekurangan sistem pengamanan yang di Mabes Polri, seperti yang telah diungkap oleh Haris Azhar, tempat tersebut seharusnya menjadi tempat yang paling aman.
"Harusnya di situ (Mabes Polri) memang tempat yang punya pencegahannya sudah melampaui tempat-tempat yang lain. Yang kedua, soal si perempuan ini bergerak, bergerak ke sana, ke sini, ini kan dia sempat muter, jadi ada kebebasan buat si perempuan tersebut nyari, kan sampai kayak orang bingung mau nyari polisi, kayak memang mau ditargetin," kata Haris Azhar.
Ia lantas menilai bahwa aksi Zakiah Aini yang mendatangi pos penjagaan di depan Mabes Polri ini menandakan bahwa telah dilakukan mapping sebelumnya.***