PR DEPOK – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau penduduk di sejumlah desa yang mendiami kaki Gunung Ile Boleng, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) agar mewaspadai banjir susulan.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati meminta warga berhati-hati terhadap "kipas aluvial" yang berpotensi memicu banjir bandang susulan.
“Yang lebih penting lagi di atas itu dikhawatirkan skenario terburuk endapannya belum turun semua. Masih ada sedimentasi di atas,” katanya saat meninjau situasi pasca bencana di desa Lamanele, Kecamatan Ile Boleng, Flores Timur, Jumat 9 April 2021 sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.
Baca Juga: Pakar: Vaksinasi Covid-19 Aman Dilakukan Saat Berpuasa di Bulan Ramadhan
Kipas aluvial merupakan endapan yang terbentuk oleh kumpulan serta susunan material bongkahan hingga pasir di lereng gunung yang sering mengalami erosi umumnya disebabkan lereng runtuh dari atas gunung.
Sebelum terjadi hujan ekstrem di Kabupaten Flores Timur pada Minggu 4 April 2021, kipas aluvia telah terpantau muncul di bagian hulu atas bagian lembah Ile Boleng.
“Kebetulan data BMKG pada 3 April 2021, kami merekam gempa berkekuatan magnitudo 4,1. Kami sedang menganalisis apakah ada kaitan gempa ini dengan bencana di sini. Karena hampir semua kejadian banjir bandang diawali dengan gempa berkekuatan rendah. Analisi sementara kami, dapat memicu runtuhnya batu di atas dan menyumbat lembah di atas,” katanya.
Dengan demikian, ia memperingatkan agar masyarakat di sekitar kaki Gunung Ile Boleng, NTT tetap mewaspadai hujan lebat disertai petir yang diperkirakan berlangsung pukul 11.00 hingga 17 WITA.
“Harus hati-hati, bisa saja ada susulan,” kata Kepala BMKG.
Sebelumnya, peringatan dini bencana alam susulan telah disampaikan BMKG secara berturut-turut sejak 28 Maret, 31 Maret, dan 1 hingga 2 April lantaran banyak terdapat perkampungan penduduk di sekitar bentaran sungai kaki gunung.
Baca Juga: Tersangka Penembak Laskar FPI Belum Ditahan dan Diungkap, Mardani: Jadi Blunder, Polri Harus Tegas!
Hasil monitoring BMKG di lapangan dalam beberapa hari terakhir melaporkan banjir bandang yang melanda kawasan setempat bersumber dari lereng atas Gunung Ile Boleng.
“Ini fenomena yang sudah beberapa kali terjadi di Indonesia. Ada kesamaan dengan banjir bandang yang lampau. Misalnya terjadi di Wasior (Papua) Barat, Taman Nasional Gunung Leuser (Aceh), Sentani (Jayapura), dan sejumlah lokasi lainnya,” ujarnya.***