PR DEPOK - Ketua Badan kerja Sama Antara Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon baru-baru ini menyoroti soal kabar pencopotan pejabat PT Pelni imbas gelar kajian Ramadhan.
Sorotan Fadli Zon terkait pencopotan pejabat di tubuh PT Pelni itu dilontarkan dalam satu cuitan di akun Twitter pribadinya @fadlizon, Sabtu, 10 April 2021.
Fadli Zon mengatakan bahwa pencopotan pejabat di PT Pelni itu salah satu akibatnya apabila BUMN diisi orang-orang yang tidak profesional.
"Ini salah satu akibat kalau BUMN diisi org2 tdk profesional," ujar Fadli Zon sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
Kemudian, menurut Fadli Zon, pencopotan pejabat di PT Pelni itu akibat dari BUMN diisi orang yang sekadar balas jasa sebagai relawan atau pendukung saat Pemilihan Presiden (Pilpres).
"Atau sekadar balas jasa sbg relawan/pendukung Pilpres. Parasit," kata Fadli Zon mengakhiri cuitannya.
Sebelumnya, kebijakan direksi dari salah satu BUMN itu mencopot pejabatnya disampaikan langsung oleh Komisaris Independen PT Pelni, Dede Budhyarto.
Melalui akun Twitter pribadinya @kangdede78, Dede Budhyarto menuturkan apabila pihak panitia yang menggelar acara kajian Ramadhan di lingkungan PT Pelni resmi dibatalkan.
"Sehubungan flyer info penceramah dalam kegiatan Ramadhan di lingkungan PT @pelni162 dari Badan Dakwah Pelni yang sudah beredar luas perlu saya sampaikan bahwa panitia menyebarkan info terkait pembicara Ramadhan belum ada izin dari Direksi. Oleh sebab itu, kegiatan tersebut dibatalkan," katanya.
Dalam cuitan lainnya, Komisaris Independen PT Pelni itu mengatakan bahwa telah mencopot pejabat yang menjadi panitia acara kajian Ramadhan sembari menyinggung soal radikalisme.
"Selain itu, pejabat yang terkait dengan kepanitiaan acara tersebut telah dicopot," ujarnya.
Dede Budhyarto menegaskan pencopotan itu sekaligus memberikan warning kepada seluruh BUMN untuk tidak segan mencopot pegawai yang terlibat radikalisme.
"Ini pelajaran sekaligus warning kepada seluruh BUMN, jangan segan-segan mencopot atau memecat pegawainya yang terlibat radikalisme. Jangan beri ruang sedikitpun. BERANGUS," kata Dede Budhyarto.
***