Soroti Keuangan Waskita Karya yang Tertekan, Adhie: Begini Jika Manajemen BUMN Hanya Sibuk Awasi Penceramah

12 April 2021, 14:39 WIB
Mantan Juru Bicara Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Adhie M Massardi. /Puspa Perwitasari/Antara

PR DEPOK – Mantan Juru Bicara Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Adhie M Massardi turut menyoroti kondisi keuangan PT Waskita Karya (Perseroan) yang sedang tertekan lantaran mengalami kerugian.

Sontak saja Adhie pun mengatakan bahwa kondisi tersebut akibat manajemen Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang hanya sibuk menyeleksi penceramah di masjid milik BUMN.

Tampaknya pernyataan tersebut dia lontarkan untuk menyinggung PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) yang sempat membatalkan kajian Ramadhan karena dianggap ada pengisi acara yang berpaham radikalisme.

Baca Juga: Enzy Storia Akui Dirinya Pernah Ditawari untuk Menjadi Wanita Simpanan Saat Dirinya Merintis Karir

Pernyataan tersebut disampaikan Adhie melalui akun Twitter pribadinya @AdhieMassardi pada Senin, 12 April 2021.

 

Cuitan Adhie M Massardi.

Beginilah jadinya jika manajemen BUMN hanya sibuk nyeleksi dan ngawasi penceramah di masjid milik BUMN. Proyek dan keuangan jadi tak terkontrol. Karena harganya bengkak di sana-sini hasil proyek tak laku dijual. Apa kabar entrepreneur andal Bapak Erick Tohir?” ujarnya.

Sebagai informasi, berdasarkan laporan keuangan konsolidasian 31 Desember 2020, Waskita Karya mencatat kerugian bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp7,3 triliun.

Baca Juga: Siti Badriah Terkejut Disebut Lesti Kejora Pedangdut Bersuara Terjelek: Gak Apa-apa, Tapi Rezeki Aku mah Bagus

President Director Waskita Destiawan Soewardjono mengatakan salah satu penyebab Waskita Karya alami kerugian adalah produktivitas perseroan tahun 2020 yang hanya mencapai 24,6 persen.

Capaian tersebut jauh lebih rendah bila dibandingkan tahun 2019 dengan rasio burn rate yang dapat mencapai 35 persen.

“Penurunan produktifitas secara langsung berdampak terhadap seluruh kinerja keuangan perusahaan,” kata Destiawan dikutip dari Antara.

Baca Juga: Sindir Anies Soal Tugu Sepeda Gunakan Dana Rp800 Juta, Emerson Yuntho: Sebaiknya untuk Kursus Kepemimpinan

Selain penurunan produktifitas proyek, kerugian tersebut juga diakibatkan oleh peningkatan beban pinjaman dari investasi jalan tol, serta beban operasi yang cukup besar akibat pandemi Covid-19.

Sepanjang 2020, emiten berkode saham WSKT tercatat menanggung beban pinjaman mencapai Rp4,74 triliun atau meningkat 31 persen dibandingkan tahun 2019 karena disebabkan penambahan jumlah ruas tol yang telah beroperasi.

Selain itu, pelaksaan divestasi yang telah direncanakan juga tertunda akibat pandemi Covid-19. Dari target lima ruas yang akan dilepas, perseroan hanya bisa merealisasikan satu ruas saja.

Baca Juga: Ungkap Pengalaman Sedih Saat Rintis Karier di Dunia Entertainment, Enzy Storia: Kayak Gua Dilecehkan Jatuhnya

Di sisi lain, Waskita membukukan pendapatan usaha sebesar Rp16,2 triliun pada tahun 2020, atau terkoreksi 48 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp31,4 triliun.

Selain itu, Waskita juga mencatatkan beban operasi sebesar Rp19,87 triliun atau 123 persen dari capaian pendapatan usaha pada 2020.

Hal tersebut disebabkan oleh kenaikan beban bahan baku dan beban overhead akibat pandemi, serta adanya beberapa klasifikasi ulang dalam pos laba rugi.

Baca Juga: Sebut ke Najwa Shihab Kalau Munarman Bohong, Husin Shihab: Pihaknya Tak Lapor Polisi Soal Adanya Baiat Teroris

Selama pandemi Covid-19, Waskita Karya pun harus mengeluarkan biaya tambahan untuk implementasi protokol kesehatan di lingkungan kerja perusahaan.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Tags

Terkini

Terpopuler