PR DEPOK – Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Ali Mochtar Ngabalin turut berkomentar soal pernyataan salah satu anggota Ketua Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) enam Laskar FPI.
Ketua TP3, Abdullah Hehamahua sebelumnya menuturkan terkait pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana beberapa waktu lalu.
Dalam pertemuannya itu, TP3 menyatakan keyakinannya telah terjadi pembunuhan terhadap enam laskar FPI.
TP3 meminta agar kasus tersebut dibawa ke pengadilan HAM berat, lantaran dinilai sebagai pelanggaran HAM berat.
Nama Abdullah Hehamahua pun mencuat usai salah satu anggota TP3 menyatakan kedatangannya untuk bertemu Jokowi seperti Nabi Musa yang menemui Fir'aun.
Menanggapi hal tersebut, Ngabalin pun menceritakan perjalanan nabi Musa yang merantau ke Madya dan akhirnya kembali ke Mesir usai menetap selama 10 tahun.
“Nabi Musa merantau ke Madya, setelah 10 thn kembali ke Mesir,” ucap Ngabalin pada Jumat, 16 April 2021 seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @AliNgabalinNew.
Menurutnya, setelah Abdullah Hehamahua kembali ke Indonesia usai melarikan diri ke Malaysia, dirinya dinilai hanya membawa radikal dan ekstrim.
“Abdullah Hehamahua lari ke Malaisya setelah kembali ke Indonesia menyihir ummat menjadi radikal&ekstrim,” tuturnya.
Lebih jauh, Ngabalin menjelaskan bahwa nabi Musa kembali ke Mesir dengan mukjizat sebagai nabi.
Sementara itu, Ngabalin mengatakan bahwa Abdullah Hehamahua kembali ke Indonesia sebagai ‘teoris’.
Tidak hanya itu, Ngabalin juga menyemprot Abdullah Hehamahua dengan mintanya untuk bercermin.
“Nabi Musa kembali ke Mesir dgn Mu'zizat sbg Nabi, kamu kembali ke Indonesia sebagai ‘TERORIS’ ngaca dong pa'tua,” ujar Ngabalin mengakhiri cuitannya.