PR DEPOK – Mantan Wakil Ketua Umum Gerindra, Arief Poyuono tidak setuju dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir yang ingin BUMN membeli peternakan sapi di Belgia.
Menurut Arief Poyuono, kebijakan tersebut jusrtu seolah membuka lapangan kerja untuk warga Belgia, padahal di negeri sendiri pun banyak pengangguran.
“Buka lapangan kerja kok utk warga Belgia si @erickthohir @jokowi udah disini pengangguran berjibun,” ujarnya seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari akun Twitter pribadinya @bumnbersatu pada Rabu, 21 April 2021.
Kemudian, Arief Poyuono mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) lebih baik menyuruh Erick Thohir ke Boyolali karena di sana ada peternakan sapi penghasil susu dan daging yang sehat.
“Mau Beli peternakan sapi, coba kangmas @jokowi suruh @erickthohir ke boyolali kampung kangmas.. Sapi di sana sehat sehat dan penghasil susu & daging. Cuma permodalan kurang aja.. Bank BUMN engan kasi kredit.. Piye mas @ganjarpranowo,” tuturnya.
Meski sebagian pihak tidak setuju atas pembelian peternakan sapi di Belgia, tetapi tampaknya ada anggota DPR yang mengapresiasi rencana tersebut, yakni anggota Komisi VI DPR RI Marwan Jafar.
Apresiasi tersebut diberikan karena berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) selama beberapa tahun terakhir, volume dan nilai impor daging sapi di Indonesia meningkat signifikan.
Data di BPS menunjukkan, importasi daging sapi rata-rata mencapai 1,5 juta ton per tahun yang berasal dari Australia, Selandia Baru, India, Amerika Serikat, dan Spanyol.
"Itu sebabnya kami mengapresiasi rencana Kementerian BUMN yang belum lama ini menyatakan keinginannya untuk melakukan pembelian peternakan sapi di Belgia,” katanya seperti dikutip dari Antara.
Menurut Marwan, jika diibaratkan selama ini Indonesia hanya mengimpor daging di sisi hilir yang dipastikan sangat menguras cadangan devisa negara, maka rencana pembelian peternakan sapi boleh jadi ingin mengakses atau menjemputnya sejak di sisi hulu (on farm) perusahaan maupun di sisi produksi di kawasan peternakannya langsung.
Dia menyebutkan pembelian perusahaan peternakan oleh negara lain juga sudah dilakukan oleh negara tetangga seperti oleh Malaysia dan Brunei Darusalam.
Artinya, keperluan seperti membeli perusahaan sapi di Belgia harus dilihat secara jangka panjang, dapat memangkas mata rantai dan distorsi perdagangan, bisa lebih strategis dan sebagainya.
Selain itu, tambahnya, melalui pembelian perusahaan peternakan tersebut kemungkinan Indonesia dapat menyerap pengalaman atau keilmuan praktis secara langsung terkait beberapa aspek profesional dan modern membangun perusahaan peternakan yang berbasis penerapan pengetahuan serta penggunaan teknologi mutakhir.***