PR DEPOK - KH Agus Sunyoto yang merupakan Ketua Lembaga Seniman, dan Budayawan Muslim Indonesia (Lesbumi) PBNU dikabarkan meninggal dunia pada Selasa 27 April 2021.
Mengenai kabar meninggalnya KH Agus Sunyoto, disampaikan langsung oleh Sekretaris Lesbumi NU Kota Malang Fathul H Panatapraja.
“Iya, benar. Mohon doanya,” kata Fathul H Panatapraja saat dikonfirmasi terkait meninggalnya KH Agus Sunyoto di Kota Malang, Jawa Timur, pada Selasa 27 April 2021 sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.
Lebih lanjut, Fathul mengatakan ia mendapatkan informasi bahwa KH Agus Sunyoto meninggal dunia kurang lebih pada pukul 07.30 WIB.
Sebelumnya, KH Agus Sunyoto sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Angkatan Laut dr Ramelan, Surabaya, Jawa Timur.
KH Agus Sunyoto merupakan salah satu tokoh Nahdlatul Ulama kelahiran Surabaya, 21 Agustus 1959, yang meninggal dunia pada usia 61 tahun.
Semasa hidupnya, KH Agus Sunyoto merupakan Ketua Lesbumi PBNU pada periode kedua kepemimpinan KH Said Aqil Siroj, setelah Muktamar ke-33 NU di Jombang, Jawa Timur pada 2015.
Untuk diketahui, Lesbumi merupakan perangkat departementasi NU yang bertugas melaksanakan kebijakan NU di bidang pengembangan seni dan budaya.
KH Agus Sunyoto diketahui merupakan salah seorang budayawan dan penulis buku.
Beliau termasuk seorang budayawan yang produktif sebagai penulis. Salah satu buku beliau yang paling dikenal adalah Atlas Wali Songo, yang mengisahkan tentang penyebaran Agama Islam di Nusantara.
Selain buku Atlas Wali Songo, karya-karya lain yang merupakan hasil tulisan KH Agus Sunyoto adalah, Resolusi Jihad, Banser Berjihad Melawan PKI, Sunan Ampel: Taktik, dan Strategi Dakwah Islam di Jawa, serta Suluk Abdul Jalil: Perjalanan Ruhani Syeh Situ Jenar.
Selain menjabat sebagai Ketua Lesbumi PBNU, KH Agus Sunyoto juga merupakan pengasuh Pesantren Global Tarbiyatul Arifin, Malang.
KH Agus Sunyoto lahir pada 21 Agustus 1959 di Surabaya. Beliau menikah dengan Nyai Nurbaidah Hanifah.
Almarhum dikaruniai empat anak, yaitu Zulfikar Muhammad, Fahrotun Nisa, Hayuningrat, Izzulfikri Muhammad, dan Dedy Rahmat.
Selain pendidikan di sekolah umum, KH Agus Sunyoto juga menimba ilmu di beberapa pondok pesantren. Pada awal-awal beliau belajar ilmu hikmah di Pesantren Nurul Haq Surabaya yang diasuh oleh KH. M. Ghufron Arif.
Beliau kemudian melanjutkan pendidikannya dengan belajar kepada KH. Ali Rochmat di Wedung, Demak, Jawa Tengah. Pada tahun 1994 masuk Pesulukan Thariqah Agung (PETA), Kauman, Tulungagung di bawah asuhan KH. Abdul Jalil Mustaqiim dan KH. Abdul Ghofur Mustaqiim.
Almarhum rencananya akan dimakamkan di dekat makam orang tuanya, di Makam Tembok, Gundih, Surabaya, Jawa Timur.***