PR DEPOK - Mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean menanggapi pernyataan Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun terkait isu Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Anies Baswedan sebelumnya diterpa isu gratifikasi rumah mewah. Kabar tersebut mendadak ramai di publik.
Refly Harun menyebut bahwa Anies Baswedan diterpa isu tersebut karena ia merupakan calon kandidat terkuat Calon Presiden (Capres) 2024 mendatang.
Pernyataan itu disampaikannya melalui kanal YouTube pribadinya Refly Harun, pada Senin, 24 Mei 2021.
Baca Juga: Berikut Cara Mengontrol Kadar Tekanan Darah Tinggi, Penderita Hipertensi Wajib Menyimak
Menurutnya ada dua kandidat kuat yang mencoba untuk digoyahkan, yakni Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Ia menjelaskan, kini Ganjar Pranowo berusaha digoyahkan oleh internal PDI Perjuangan yakni Puan Maharani.
Sedangkan, Anies Baswedan berupaya digoyahkan dengan isu rumah mewah yang disebut-sebut telah diterimanya sebagai gratifikasi.
"Dua kandidat kuat digoyah, satu Ganjar Pranowo digoyah kalangan Internal PDIP oleh Puan Maharani. Hal yang sama juga terjadi pada Anies Baswedan yang digoyah isu rumah mewah yang konon diberikan sebagai gratifikasi," ujar Refly Harun.
Pernyataan Refly Harun itu lantas ditanggapi oleh Ferdinand Hutahaean melalui akun Twitter pribadinya @FerdinandHaean3, pada Selasa, 25 Mei 2021.
Ferdinand mengatakan bahwa dirinya mendukung jika Refly Harun menjadi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Anies Baswedan, jika Anies terpilih menjadi Presiden di Palestina atau Yaman.
Ia menyebut, bahwa Anies bersama Refly pasti akan sukses bekerja sama. Ferdinand tampak menyindir dengan mengatakan setidaknya sama-sama pintar berbicara meski tidak bisa kerja.
"Saya mendukung Refly jadi Mendagri nya Anies jika nanti Anies jadi Presiden di Palestina atau Yaman. Mrk pasti sukses kerja sama. Setidaknya sama2 puntar ngomong meski ngga bisa kerja," kata Ferdinand Hutahaean, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
Sebelumnya, Anies Baswedan diterpa isu bahwa telah menerima gratifikasi rumah mewah. Hal ini lantas menggemparkan publik di media sosial.***