PR DEPOK - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat, Renanda Bachtar ikut buka suara terkait pernyataan Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto soal kontestasi Pilpres 2024 mendatang.
Sebelumnya, Hasto menyatakan bahwa PDI Perjuangan sulit untuk berkoalisi dengan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) lantaran berbeda DNA dan Ideologi.
Menanggapi pernyataan Hasto tersebut, Renanda lantas mempertanyakan maksud dari perbedaan ideologi.
"Beda ideologi antara PDIP dgn Demokrat yg dimaksud Hasto itu apa sebenarnya?" kata Renanda seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @renandabachtar pada Sabtu, 29 Mei 2021.
Kemudian, Renanda memaparkan bahwa dulunya pendiri Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merupakan seorang tentara yang nasionalis.
Bahkan sebelumnya, lanjut dia, SBY pernah menjadi aktifis di organisasi GSNI, yang dulunya merupakan organisasi dari PNI (Partai Nasional Indonesia) atau partai politik tertua di Indonesia.
"SBY itu TNI, Nasionalis. Sebelum itu jadi aktifis GSNI, Ormasnya PNI dahulu kala," ucapnya menambahkan.
Lantas, Renanda pun meyakini bahwa ideologi yang dimaksud Sekjen PDIP tersebut bukan soal nasionalis semacam itu.
Sembari menyindir, Renanda menduga perbedaan ideologi yang dimaksud Hasto adalah terkait pemanfaatan dana bantuan sosial (bansos).
Baca Juga: Kritik Jokowi Soal KPK hingga Utang Negara, MS Kaban: Presiden Apaan Nih Omongan Gak Bisa Dipegang
"Yakin bkn soal Nasionalisnya ini. Mgkn soal perbedaan ideologi pemanfaatan Bansos," ujar Renanda mengakhiri cuitannya.
Seperti diketahui bersama, meski kontestasi Pilpres 2024 masih beberapa tahun lagi, akan tetapi publik sudah ramai membicarakan soal tokoh dan partai mana yang akan berkoalisi nantinya.
Baru-baru ini Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memberikan pernyataan bahwa partai PDIP sulit untuk berkoalisi dengan partai PKS dan Demokrat.
Baca Juga: Heran Harun Masiku Hilang Tak Dicari Keluarga dan Parpolnya, Thamrin Tomagola: Aneh Bin Ajaib
Hal itu disampaikan olehnya sedari awal demi meniadakan dugaan atau kabar PDIP dan Partai Demokrat berkoalisi.***