Puncak 2 Hujan Meteor Juli hingga Agustus 2021 Bisa Disaksikan Dengan Mata Telanjang, Simak Penjelasan LAPAN

15 Juli 2021, 11:35 WIB
Ilustrasi hujan meteor. / /pixabay/OpenClipart-Vectors./

PR DEPOK – Pada bulan Juli 2021, masyarakat bisa menyaksikan fenomena alam yaitu hujan meteor hanya dengan mata telanjang.

Informasi untuk menyaksikan puncak hujan meteor langsung tanpa bantuan alat apapun disampaikan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

Menurut LAPAN, masyarakat bisa langsung menyaksikan dengan mata telanjang dua puncak hujan meteor yakni Alfa Capricornid dan Delta Aquarid.

"Di bulan Juli ini, ada dua hujan meteor yang masih aktif yakni Alfa Capricornid dan Delta Aquarid," kata peneliti di Pusat Sains dan Antariksa Lapan Andi Pangerang dalam keterangannya, di Jakarta, pada Kamis 15 Juli 2021 sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Baca Juga: 5 Makanan Sehat Pembantu Mengurangi Nafsu Makan dan Fakta Menariknya

Fenomena hujan meteor ini menurut Andi akan terjadi pada 28 Juli 2021 pukul 10:00 WIB/11:00 WITA /12:00 WIT.

Sebagai informasi, Hujan meteor Alfa Capricornid terbentuk dari sisa debu komet 169P/NEAT.

Hujan meteor Alfa Capricornid dinamai berdasarkan titik radian atau titik awal kemunculan hujan meteor yang terletak di bintang Alfa Capricorni (Algedi) konstelasi Capricornus.

Pada tahun 2021, hujan meteor Alfa Capricornid sudah aktif sejak 3 Juli dan berakhir pada 15 Agustus mendatang.

Baca Juga: Kelompok Taliban di Afghanistan Kuasai Penyeberangan Perbatasan Utama dengan Pakistan

Sementara itu, Hujan meteor Delta Aquarid diduga terbentuk dari sisa debu komet 96P/Machholz.

Hujan meteor Delta Aquarid dinamai berdasarkan titik radian yang terletak di bintang Delta Aquarii (Skat) konstelasi Aquarius.

Delta Aquarid diketahui aktif mulai 12 Juli hingga 23 Agustus dan kenampakan terbaik saat sebelum fajar astronomis sekitar pukul 03.00 sampai 04.00 WIB/WITA/WIT).

Intensitas maksimum hujan meteor Delta Aquarid untuk Indonesia sekitar 14-15 meteor/jam dengan kelajuan mencapai 147.600 km/jam.

Baca Juga: Segera Cek Nama Penerima Bansos PKH Juli 2021 Melalui cekbansos.kemensos.go.id

Sedangkan, intensitas maksimum hujan meteor Alfa Capricornid lebih kecil dibandingkan dengan Delta Aquarid, yakni hanya lima meteor/jam. Selain itu, kelajuan komet Capricornid lebih lambat dari Delta Aquarid yakni sebesar 86.400 km/jam.

Andi menjelaskan bahwa masyarakat dapat melihat fenomena tersebut tanpa alat bantu optik apapun, dengan kondisi cuaca yang cerah tanpa halangan apapun di sekitar medan pandang.

"Butuh kesabaran untuk menantikan kedua hujan meteor ini mengingat intensitas yang relatif sedikit," ujarnya.

Selain itu, momen ini dapat diabadikan menggunakan kamera baik DSLR maupun ponsel selama mendukung moda bukaan panjang (long exposure).

Baca Juga: BLT UMKM atau BPUM Tahap 3 akan Cair, Segera Daftar dan Cek Nama Anda di eform.bri.co.id atau banpresbpum.id

"Hujan meteor memang optimal diamati sebelum tengah malam saat Bulan masih memasuki fase Sabit Awal dan setelah malam saat Bulan sudah memasuki fase Sabit Akhir," tuturnya.

Andi mengatakan cahaya Bulan dapat mengganggu pengamatan kedua hujan meteor itu. Oleh karenanya, warga tidak dapat menyaksikan maupun mengabadikan kedua hujan meteor tersebut ketika intensitasnya maksimum secara optimal dikarenakan saat puncak hujan meteor masih memasuki fase Bulan Susut.

Puncak hujan meteor dapat disaksikan sejak 28 Juli pukul 19.45 WIB/WITA/WIT dari arah Timur-Tenggara hingga 29 Juli pukul 05.30 WIB/WITA/WIT dari arah Barat-Barat Daya.***

Editor: Muhamad Gilang Priyatna

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler