Pengamat Intelijen Sebut Bahasa Arab sebagai Satu Ciri Teroris, Gus Umar Sampaikan Tiga Hal Ini

10 September 2021, 13:52 WIB
Tokoh NU, Umar Hasibuan atau biasa diapnggil Gus Umar. /Instagram.com/@umar_hasibuan75.

PR DEPOK – Tokoh NU, Umar Hasibuan atau yang lebih akrab dipanggil Gus Umar ikut memberikan respons mengenai pengamat intelijen yang menyebut Bahasa Arab sebagai salah satu ciri teroris.

Gus Umar mengatakan ada tiga hal yang disampaikan Rasulullah SAW dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA mengenai Bahasa Arab.

Pada hadits tersebut, Rasulullah SAW mengajak untuk mencintai Bahasa Arab, karena tiga hal, yakni dari bangsa Arab, bahasa Alquran adalah Bahasa Arab, dan komunikasi penduduk surga adalah Bahasa Arab.

Baca Juga: Dokter Benarkan Megawati Koma di ICU? Hersubeno Arief: kalau Muncul Bantahan Resmi, Spekulasi Pasti Berhenti

Respons Gus Umar soal Bahasa Arab sebagai salah satu ciri teroris ini disampaikan melalui cuitan di akun Twitter pribadinya @UmarChelsea75.

Buat pengamat yg hina bhs arab baca : Hadist Rasulullah Muhammad SAW yang diriwayatkan Ibnu Abbas RA.Rasulullah bersabda : Cintailah bahasa Arab karena tiga hal :1.Karena aku berasal dari bangsa Arab.2.Karena bahasa Alquran bahasa Arab. 3.Komunikasi penduduk surga bahasa Arab,” katanya dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.

Cuitan Tokoh NU, Umar Hasibuan atau yang biasa dipanggil Gus Umar. Tangkap layar Twitter.com/@Umarchelsea75.

Untuk diketahui, seorang pengamat intelijen bernama Susaningtyas Nefo Kertopati mendadak heboh diperbincangkan masyarakat.

Baca Juga: Megawati Dilarikan ke ICU RSPP? Refly Harun: yang Penting Bukan Sakit atau Tidaknya, tapi Makna Politiknya

Pasalnya ketika tengah berada dalam diskusi bertajuk ‘Taliban Bermuka Dua ke Indonesia’, ia menyampaikan bahwa lembaga pendidikan di Indonesia sudah banyak yang menjadikan kelompok Taliban sebagai kiblatnya.

Hal ini disebut Susaningtyas bisa dilihat dari beberapa hal yang tidak dilakukan oleh masyarakat seperti enggan melakukan penghormatan terhadap bendera, memajang foto presiden, menyanyikan lagu Indonesia Raya, hingga menghafal nama partai politik (parpol).

Lebih lanjut, Susaningtyas menyebutkan bahwa keengganan masyarakat melakukan hal-hal seperti di atas disebabkan karena penggunaan Bahasa Arab.

Baca Juga: Saking Pelupanya Nagita Slavina, Mbak Lala Pernah Temukan Kotak Perhiasan Milik Majikannya Tergeletak

Kemudia dia menilai jika hal ini terus saja diabaikan maka masyarakat yang menggunakan Bahasa Arab disebutnya akan berujung kepada radikalisme atau terorisme.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Twitter @UmarChelsea75

Tags

Terkini

Terpopuler