Digunakan Pemerintah, Ketahui Perbedaan Jenis Vaksin Covid-19 yang Beredar di Indonesia

21 September 2021, 18:55 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19. / Maksim Goncharenok/Pexels

PR DEPOK – Terdapat berbagai jenis vaksin yang digunakan di Indonesia untuk mencegah penularan Covid-19.

Ternyata terdapat beberapa perbedaan dari masing-masing vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dan Duta Perubahan Perilaku dr. Reisa Broto Asmoro mengungkapkan ada beberapa perbedaan pada setiap jenis vaksin yang digunakan masyarakat.

Baca Juga: Krisdayanti Berharap Raul Lemos Bisa Segera ke Jakarta: Kita Sowan Bersama-sama

dr. Reisa juga menjelaskan vaksin yang beredar dibuat oleh para produsen dengan menggunakan beberapa cara yang berbeda untuk mendapatkan sebuah vaksin yang mampu menjamin mutu kesehatan masyarakat.

“Bedanya dari segi vaksinasinya sendiri selain produsennya, tentunya pendekatan pembuatan vaksin ini juga berbeda-beda,” kata dr. Reisa yang dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari ANTARA pada Selasa, 21 September 2021.

Pada vaksin Sinovac dan Sinopharm, ia menyebutkan bahwa produsen menggunakan virus yang dimatikan untuk membuat vaksin tersebut.

Baca Juga: Cegah Penyebaran Covid-19 di Ruang Tertutup, China Minta Spa dan Bioskop Ditutup Sementara

Sedangkan AstraZeneca dan Johnson and Johnson dibuat dengan menggunakan pendekatan viral vector (virus hasil rekayasa genetika).

Berbeda dengan vaksin merk Pfizer dan Moderna yang dibuat berdasarkan Messenger RNA mRNA yang dimiliki oleh suatu virus.

Kemudian, mengenai pemberian vaksin dosis pertama dan kedua dr. Reisa menjelaskan jika hal tersebut juga termasuk perbedaan dari keenam vaksin yang digunakan pemerintah.

“Kemudian yang berbeda pula adalah jarak atau interval suntikkannya, antara dosis pertama dengan dosis kedua ini berbeda-beda,” ungkapnya.

Baca Juga: Ada Banyak Jenis Vaksin di Indonesia, dr. Reisa Ungkap Alasannya

Vaksin Sinovac dan Moderna memiliki jarak waktu 28 hari atau 4 minggu untuk kembali mendapatkan suntikkan vaksin dosis kedua.

Sementara AstraZeneca perlu diberikan jarak 12 minggu untuk suntikkan dosis selanjutnya.

Untuk Sinopharm dan Pfizer membutuhkan jarak 21 hari untuk bisa melakukan vaksinasi kedua. Dan vaksin Johnson and Johnson tidak memiliki jarak interval karena hanya akan diberikan salam satu kali penyuntikkan saja.

Selain itu, dr. Reisa mengungkapkan jika perbedaan lainnya juga dapat dilihat dari segi penyimpanannya.

Baca Juga: Diserang Hoaks Meninggal Dunia, Ivan Gunawan: Gua Doain Pokoknya Lu Sehat!

Dia menegaskan jika semua vaksin yang beredar di masyarakat aman dan dapat memberikan perlindungan dari bahaya Covid-19 meskipun berasal dari berbagai macam produsen.

Setelah mengetahui perbedaan pada setiap jenis vaksin yang beredar, dr. Reisa meminta agar masyarakat tidak lagi memilih satu jenis vaksin tertentu untuk disuntikkan.

Hal tersebut bertujuan agar Indonesia cepat membentuk kekebalan kelompok (herd immunity).***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler