Bantah Hoaks Dirinya Sebut Letjen Dudung WNA China, Ali Ngabalin: Dasar Manusia Berwatak Septic Tank

16 Oktober 2021, 09:20 WIB
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Ali Mochtar Ngabalin. /Dok. ANTARA.

PR DEPOK – Tenaga Ahli Utama KSP, Ali Mochtar Ngabalin menanggapi konten hoaks di YouTube yang mencatut namanya dengan Pangkostrad Letjen Dudung Abdurachman.

Pasalnya, konten tersebut menarasikan bahwa Ngabalin menyebut Letjen Dudung adalah seorang Warga Negara Asing (WNA) asal China.

Konten hoaks itu diunggah oleh kanal Youtube Aktual TV. Pada thumbnail-nya, menggunakan foto Ngabalin yang disandingkan dengan Letjen Dudung.

Baca Juga: Ramalan Cinta 6 Zodiak Sabtu, 16 Oktober 2021: Libra, Ada Orang Ketiga dalam Hubungan Anda

Dengan tegas, Ngabalin pun membantah narasi tersebut dan menegaskan bahwa konten itu adalah hoaks.

Lagi sampah2 medsos sdg menyebarkan berita bohong seakan2 ada wwcr saya di stasiun tv dgn secreenshot pangkostrad,” ujarnya seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari akun Twitter pribadinya @AliNgabalinNew pada Sabtu, 16 Oktober 2021.

Ngabalin juga menyinggung pihak-pihak yang membuat berita bohong tersebut.

Dasar manusia2 berwatak septic tank. nggak ada kerjaan saban hari menyebarkan fitnah,” tuturnya.

Baca Juga: Heran dengan Kebijakan Pemerintah yang Geser Libur Maulid Nabi, Fadli Zon: Aneh-aneh aja, Kurang Kerjaan!

Kemudian, Ngabalin menyampaikan pesan kepada Letjen Dudung agar sabar menghadapi hoaks yang sedang beredar itu.

Salam&doa terbaik utk akang Letjen. TNI Dudung Abdurrachman, yg sabar kang,” katanya.

Cuitan Ali Mochtar Ngabalin. Twitter @AliNgabalinNew

Kepolisian telah menetapkan tiga orang pengelola kanal YouTube Aktual TV sebagai tersangka atas kasus produksi berita bohong atau hoaks yang dapat menimbulkan kegaduhan.

Baca Juga: Mahasiswa yang Dibanting Polisi Muntah-muntah hingga Leher Tak Bisa Digerakkan, Adhie Massardi: Ngeri Ini

Ketiganya ditangkap di Bondowoso, Jawa Timur pada Agustus 2021 lalu.

Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Hengki Haryadi mengungkapkan konten-konten dalam kanal YouTube tersebut merupakan konten provokatif yang dapat memecah persatuan bangsa dan negara.

"Kontennya terdiri dari fitnah, adu domba antara TNI-Polri, dan provokasi. Kontennya ini diupload dan disebar lagi ke media sosial lain, sehingga viral dan jika diterima masyarakat yang memiliki tingkat literasi rendah maka akan berbahaya," katanya seperti dikutip dari PMJ News.

Baca Juga: Kakek Suhud Berhusnudzon dan Maklumi Sikap Baim Wong Sebelumnya: Mungkin Capek, Apalagi Paula Mau Melahirkan

Dari hasil pemeriksaan, tujuan ketiganya membuat konten yaitu untuk mendapatkan keuntungan ekonomi.

"Mereka ternyata mengupload konten provokatif dengan tujuan materi. Pengakuannya, mereka dapat adsense YouTube mulai dari Rp1,8 juta hingga Rp2 miliar," ujar Hengki.

Diketahui, tiga tersangka masih menjalani penahanan di Rutan Polres Metro Jakarta Pusat. Penyidik juga masih mendalami kasus tersebut, termasuk dengan apakah ada motivasi lain para tersangka memproduksi konten tersebut.***

Editor: Sitiana Nurhasanah

Sumber: PMJ News Twitter @AliNgabalinNew

Tags

Terkini

Terpopuler