PR DEPOK - Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Tamrin Tomagola baru-baru ini memberikan kritik terhadap program food estate pemerintah.
Program yang salah satunya dilakukan di Kalimatan Tengah tersebut dikabarkan telah mengakibatkan hutan Gunung Mas rusak.
Hal itu lantas merugikan warga setempat dengan terjadinya bencana banjir yang menggenang di sejumlah desa sekitar Gunung Mas tersebut.
Baca Juga: Jeff Smith Ditangkap karena Kepemilikan Narkotika LSD, Polisi Ungkap Harga Barang Haram Tersebut
Menanggapi itu, Tamrin Tomagola tampak geram dan menyebut pemerintahan saat ini sebagai rezim yang brutal karena merusak hutan.
Kemudian dengan adanya bencana banjir akibat deforestasi tersebut, ia juga menilai pemerintahan Presiden Jokowi saat ini sebagai rezim yang menyengsarakan rakyat.
"Rejim brutal perusak hutan dan penyengsara rakyat Kalimantan Tengah," kata Tamrin Tomagola seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @tamrintomagola pada Kamis, 9 Desember 2021.
Baca Juga: 6 Manfaat Madu untuk Kesehatan Tubuh, Salah Satunya Bisa Meredakan Batuk
Lumbung pangan atau food estate diketahui merupakan salah satu program pemerintah yang menjadi bagian dari ketahanan nasional.
Program tersebut adalah salah satu upaya pemerintah mengantisipasi terjadinya ancaman krisis pangan akibat pandemi Covid-19.
Salah satu wilayah yang dijadikan tempat dilakukannya program food estate itu adalah Kalimantan Tengah.
Gubernur Kalimantan Tengah, Sugianto Sabran bahkan tak ragu ikut dalam menyukseskan kebijakan yang dibuat pemerintah pusat tersebut.
"Kita menyadari ketahanan pangan kini sudah menjadi bagian ketahanan nasional," ucap Sugianto Sabran pada 7 November 2021 dilansir dari Antara.
Begitu optimis, ia menyatakan bahwa program food estate ini akan berhasil dan memberikan dampak positif secara luas dalam banyak sektor, dan bagi masyarakat.***