PR DEPOK - Kenaikan harga gas elpiji 12 kg dan tarif listrik non-subsidi yang terjadi baru-baru ini turut disorot oleh ekonom senior, Rizal Ramli.
Ia mengatakan bahwa kenaikan harga gas elpiji dan tarif listrik tersebut seakan dilakukan secara diam-diam.
Menurut Rizal, rakyat perlu diberitahu dari jauh-jauh hari, jika harga gas elpiji dan tarif listrik akan dinaikkan, agar bisa mempersiapkan diri.
"Kok doyannya naikin harga listrik & gas diam2 sih ? Rakyat perlu tahu jauh2 hari,, supaya bisa mempersiapkan diri," ujar Rizal Ramli.
Adapun Rizal menegaskan bahwa sebelum Indonesia dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), rakyat selalu diberitahu dari jauh-jauh hari jika akan ada kenaikan harga.
Rizal tampak heran, karena menurutnya kenaikan harga kali ini terjadi tanpa ada akuntabilitas publik. Seakan pencopet, karena keuangan rakyat akan sangat berdampak tanpa ada pemberitahuan.
"Sebelum @Jokowi, rakyat selalu diberitahu jauh2 hari. Ini kok ndak ada akuntabikitas publik ? Kaya copet aja,, kantong rakyat bolong tanpa pemberitahuan. Kepiye," ujar Rizal Ramli, di Twitter @RamliRizal.
Tanggapan Rizal Ramli atas kenaikan harga elpiji dan tarif listrik tersebut turut direspon oleh mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu.
Menurutnya, rakyat kini telah dianggap seperti "penumpang" karena apapun dilakukan meski memberatkan rakyat, hasil survei selalu menyatakan bahwa rakyat puas.
"Rakyat sdh dianggap "penumpang" krn apapun dilakukan - walau memberatkan rakyat - hasil survey selalu menyatakan mayoritas rakyat puas.
#selamatmenikmati," kata Said Didu, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Twitter @msaid_didu.
Diketahui, harga gas elpiji mengalami kenaikan pada akhir 2021 lalu, dan tarif listrik non-subsidi rencananya akan naik pada tahun 2022.***