Pasien Positif Virus Corona ke-50 Meninggal Dunia di Solo setelah Ikuti Seminar di Bogor

13 Maret 2020, 17:13 WIB
ILUSTRASI COVID-19, Corona.* /PIXABAY/

PIKIRAN RAKYAT - Sepekan terakhir, beberapa kematian yang diduga akibat virus corona terjadi di tanah air. Yang terbaru, kematian seorang pasien di RSUD dr Moewardi (RSDM) Surakarta (solo), Jawa Tengah. Pasien tersebut menjadi pasien ke-50 dan yang kedua meninggal di Indonesia.

Pada Kamis, 12 Maret 2020, pasien tersebut meninggal dan belum diketahui sebab awalnya. Namun hal ini telah dikonfirmasi pemerintah pada Jumat, 13 Maret 2020 bahwa pasien tersebut telah terinfeksi virus corona Covid-19 sehingga dapat dipastikan kematiannya akibat virus tersebut.

Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto pada Jumat, 13 Maret 2020.

"Positif," kata Achmad Yurianto pada wartawan hari ini.

Baca Juga: Kenali Penyebab, Gejala, dan Pencegahan Penyakit Pneumonia 

Yurianto menyatakan bahwa pemerintah masih mencari tahu dari mana pasien tersebut terinfeksi virus corona serta siapa saja yang telah melakukan kontak dekat dengan pasien.

Sementara di lain tempat, Dokter Spesialis Paru RSUD Dr Moewardi, dr. Harsini menyampaikan bahwa pasien tersebut bersama seorang lainnya sebelumnya menjadi suspect virus corona dan tidak memiliki riwayat melakukan perjalanan ke luar negeri.

"Pasien baru pulang dari seminar di Bogor, kebetulan keduanya peserta seminar tanggal 25 sampai 28 Februari. Tanggal 29 Februari mulai pilek dan batuk lalu ke dokter.

"Kemudian masuk karena kondisi semakin buruk pada parunya cepat, masuk observasi. Dibawa ke RSUD dr. Moewardi masuk PDP," jelas dr. Harsini mengenai pasien 59 tahun yang meninggal beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Sikapi Ulah Warganya yang Dangdutan di Kuburan, Pemkot Depok: Jangan Ulangi Lagi, Gak Etis 

Dikutip oleh Pikiranrakyat-depok.com dari Antara, Wali Kota Surakarta mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk memberikan kewenangan daerah baik kota maupun kabupaten untuk mengecek laboratorim setelah telatnya pasien meninggal dunia dideteksi akibat virus corona.

Rudy menyampaikan bahwa apabila pengecekan di laboratorium daerah, hasilnya akan lebih cepat diketahui pasien negatif atau positif sehingga tidak menimbulkan keresahan pada masyarakat.

"Kami jika menunggu hasil melalui Provinsi juga waktunya lama nanti, karena membawahi 35 kabupaten/kota. Pusat dapat memberikan acuan saja, cek laboratorium alatnya seperti apa agar di daerah bisa menyiapkan," ucap Rudyatmo.'

Mantan pendamping Jokowi tersebut pun menjelaskan bahwa Pemerintah Kota Surakarta melalui Dinas Kesehatan bersama camat dan lurah sedang melakukan penelusuran riwayat ke daerahnya.

Baca Juga: Menteri PUPR Ungkap Fasilitas yang Akan Hadir di Bangunan Pengendali Infeksi Menular di Batam 

Pasien 59 tahun yang meninggal di Solo itu pun telah dimakamkan di Magetan, Jawa Timur. Lokasi pemakaman yang berbeda membuat Dinkes Solo harus segera mengambil langkah-langkah untuk melakukan tracking.

Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai pasien, setelah pulang dari Bogor bersama siapa saja dan di mana saja.

"Kami tetap ada langkah preventif. Kami sudah mengajukan anggaran untuk antisipasi COVID-19 ini, untuk dana tak terduga, dapat digunakan untuk membiayai pengobatan. Jika ada yang positif COVID-19, pemerintah bisa langsung melakukan tindakan darurat," pungkasnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler