Kasus Harian Nyaris 10.000, Pemerintah Belum Wacanakan PPKM Darurat

29 Januari 2022, 17:46 WIB
Ilustrasi - Menurut pemerintah, PPKM darurat belum perlu untuk diterapkan meskipun kasus Covid-19 meningkat karena alasan ini. /ANTARA FOTO/Novrian Arbi./ANTARA FOTO.

PR DEPOK - Pemerintah Indonesia belum merencanakan PPKM Darurat dalam waktu dekat ini meski kasus harian sudah hampir 10.000 kasus.

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan bahwa saat ini PPKM Darurat masih belum diperlukan.

Pada 28 Januari 2022, kasus baru Covid-19 nyaris menyentuh angka 10.000 atau tepatnya 9.905 orang terinfeksi.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari PMJ News, Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan saat ini PPKM Darurat masih belum perlu dilakukan.

Baca Juga: Thariq Dapat Hadiah Sepasang Angsa Berbentuk Cinta dari Fuji, Atta dan Aurel Langsung Heboh

Siti Nadia mengatakan saat ini PPKM yang berlaku adalah bersifat sesuai dengan situasi kondisi kota/kabupaten masing-masing.

"Sampai saat ini kita tidak memandang perlu untuk melakukan PPKM Darurat yang berlaku untuk seluruh kabupaten kota," kata dia.

"Kita tetap melakukan penerapan evaluasi PPKM sesuai dengan level dari masing-masing kabupaten kota dan provinsi," tutur Siti Nadia menambahkan.

Baca Juga: Soal Kasus Dugaan Korupsi RS Sumber Waras, Ali Syarief: Mengapa Jadi Ditidakwaraskan Ya?

Lebih lanjut, dia menyatakan bahwa kenaikan kasus Covid-19 kali ini memang sudah diprediksi oleh pemerintah.

Apalagi, ucap Siti Nadia, jelang perpindahan tahun dari 2021 ke 2022 dimana mobilitas masyarakat yang meningkat.

"Sebenarnya kalau kita lihat lonjakan kasus sudah sejak awal kita identifikasi, dari waktu kita menghadapi situasi akhir tahun. Dimana potensi peningkatan mobilitas, terutama pada akhir tahun itu meningkat," katanya.

Baca Juga: Tak Tahu Aliando Syarief Idap OCD, Prilly Latuconsina: Nggak Bisa Komentar Apa-Apa

Kemenkes belum akan merencanakan PPKM serentak dan satu level karena dinilai masih belum saatnya.

"Nah, kemudian ini masih sesuai pada level 1, 2, 3 kita tidak akan menerapkan semua daerah itu menjadi 1 level. Itu kan kalau seperti kita emergency kemarin itu menerapkan 1 level untuk seluruh daerah,” katanya.

Salah satunya indikator terkendalinya kasus adalah masih tersedianya banyak tempat tidur di rumah sakit (BOR).

Baca Juga: Abdillah Toha Disebut Tertawa Malu saat Disuruh Minta Maaf Soal Rompi AHY, Cipta Panca: Emang Dia Punya Malu?

Menkes Budi juga telah mengkonfirmasi bahwa BOR di rumah sakit masih tersedia banyak karena mayoritas kasus Covid-19 bergejala ringan.

Selain itu, lonjakan kasus Covid-19 kali ini diprediksi karena datangnya gelombang varian Omicron.

Omicron yang tingkat fatality-nya rendah, menurut Kemenkes akan mencapai puncak mulai pertengahan bulan depan.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler