PR DEPOK – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap bahwa ada banyak ahli hebat di bidang kesehatan dan epidemiolog di Indonesia.
Sayangnya ahli hebat di bidang kesehatan dan epidemiologi ini disebut Luhut kurang diberdayakan.
Ungkapan Luhut soal kehebatan ahli kesehatan dan epidemiolog di Indonesia kemudian disoroti oleh Imam Besar Masjid New York Shamsi Ali.
Baca Juga: Balik ke Liga Inggris, Christian Eriksen Resmi Gabung Brentford
Shamsi Ali mengucap rasa syukur karena sudah ada kesadaran bahwa bangsa Indonesia itu bisa.
Hal ini diungkapkan Shamsi Ali melalui cuitan di akun Twitternya @ShamsiAli2.
Baca Juga: Karier Fuji Diramal Kian Moncer di Dunia Hiburan, Ahli Tarot: Dia Memiliki Karisma yang Disenangi
“Syukurlah sudah pada mulai sadar jika bangsa Indonesia itu bisa,” kata Shamsi Ali dikutip Pikiranrakyat-depok.com pada Selasa, 1 Februari 2022.
Menurut Shamsi Ali, Indonesia tidak perlu mendatangkan ribuan tenaga dari China.
“Tidak perlu mendatangkan ribuan tenaga (rata2 tenaga buru) dari China,” tuturnya.
Baca Juga: Jadi Tersangka Ujaran Kebencian, Edy Mulyadi Terancam Hukuman 10 Tahun Penjara
Sebelumnya, Luhut mengatakan selama dirinya memimpin penanganan pandemi Covid-19, ia baru sadar akan kehebatan dari ahli-ahli di Indonesia.
Hal ini disampaikan Luhut ketika menjadi pembicara dalam Sidang Majelis Pekerja Lengkap-Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia yang tayang di kanal YouTube Yakoma PGI pada Sabtu, 29 Januari 2022 lalu.
“Saya setelah menangani Covid-19 ini saya baru sadar betul bahwa ahli-ahli kita ini jago-jago, hebat-hebat. Hanya selama ini kurang kita berdayakan. Selama ini kita pikir orang asing lebih hebat,” kata Luhut dikutip Pikiranrakyat-depok.com.
Baca Juga: Umi Pipik Dukung Adiba Khanza Menikah Muda, Sinyal Beri Lampu Hijau untuk Egy Maulana Vikri?
Luhut menilai bahwa sejumlah negara terkena pandemi dan kondisinya tidak jauh berbeda dari yang dihadapi Indonesia.
Namun Indonesia disebut Luhut bisa menjadi salah satu negara terbaik dalam hal menangani pandemi.
“Kenapa? Karena saya dengerin juga pendapat ahli itu dan saya katakan pada Anda bahwa pandangan mereka sangat berbasis kuat dari keilmuan. Jadi kita tidak perlu mencari-cari keluar,” tuturnya.***