PR DEPOK - Politisi PDIP Budiman Sudjatmiko mengaku geram dengan sikap Rocky Gerung yang menuding Presiden Jokowi dan PDIP merupakan sosok di balik penyebaran Islamofobia di Indonesia.
Menurut Budiman, nalar Rocky Gerung saat ini sudah rusak.
Penilaian itu disampaikan Budiman melalui akun Twitter pribadinya @budimandjatmiko.
"Rusak nalarnya orang ini. Katanya karena di AS sudah ada UU Anti Islamophobia maka Indonesia juga harus buat UU Anti Islamophobia," ujar Budiman seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
Budiman menilai jika nantinya ada UU anti-Islamophobia di Indonesia, maka perlu UU fobia lainnya yang dibuat menyusul.
Namun, ia menegaskan hal itu tidak diperlukan.
Baca Juga: Ilmuwan Selandia Baru Berhasil Temukan Bayi Hiu Hantu yang Sangat Langka
"Kalau harus ada, maka Indonesia butuh UU Anti Kejawenphobia, Anti Sunda Wiwitanphobia dan lain-lain. Tapi itu gak perlu," ujarnya.
Sebelumnya, Rocky Gerung mengatakan bahwa Jokowi dan PDIP adalah pelaku di balik penyebaran Islamofobia di Indonesia.
Tudingan ini terbukti dari sikap PDIP yang disebutnya konsisten menyebarkan isu Islamofobia selama beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: Kuota Kartu Prakerja Gelombang 23 Beserta Besaran Bantuan dan Kriteria Peserta
“Kalau kita perhatikan, isu-isu islamofobia ini yang gencar untuk mengucapkannya adalah PDIP. Rancangan undang-undang terakhir tentang islamofobia sudah diteken oleh Joe Biden dan itu seharusnya jadi panduan kita untuk mengerti bahwa bahkan di Amerika isu islamofobia sudah hilang,” kata Rocky Gerung dikutip dari saluran YouTube Refly Harun.
Jika isu tersebut masih ada, kata dia, maka itu berarti ada partai yang hanya bisa hidup dengan menunggangi isu islamofobia.
“Nah kalau sekarang masih ada, itu artinya ada elemen dalam partai yang hanya bisa hidup dengan menunggangi isu islamofobia,” ujarnya.
Baca Juga: Dapat Hadiah Gelang Mewah dari Thariq Halilintar, Fuji: Aku Ngeri Dihujat Netizen
Menurut Rocky, bila isu islamofobia terus dimainkan atau disuarakan, maka akan memperkeras persaingan politik di tahun 2024.
“Jadi Pak Jokowi justru mesti kasih sinyal bahwa berhentilah dengan islamofobia. Bukan sekadar demi isu itu, tapi demi dia sendiri,” tuturnya.***