Pernikahan Unik di Tengah Pandemi, APD Jadi Mahar Pengantin di Yogyakarta

9 Mei 2020, 14:34 WIB
PERNIKAHAN unik dengan mahar alat pelindung diri berlangsung di KUA Bantul, Jumat 8 Mei 2020.* /HERY SIDIK/ANTARA/

PIKIRAN RAKYAT - Ketua Panitia Golek Garwo dan Nikah Bareng Nasional, Ryan Budi Nuryanto mengatakan, terdapat pasang pengantin yang melangsungkan pernikahan dengan cara unik.

Pengantin itu memilih pernikahannya digelar dengan tajuk Nikah Bareng Peduli Covid-19.

Hal unik lainnya, jika biasanya mahar berupa seperangkat alat salat, alquran, atau perhiasan, penngantin itu menyertakan alat pelindung diri (APD) ke dalam daftar mahar pernikahan.

Baca Juga: Peneliti Tiongkok Profesor Bing Liu Tewas Tertembak, Kematiannya Memicu Teori-teori Konspirasi Liar

Pengantin imelangsungkan pernikahan di Kantor Urusan Agama Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Jumat 9 Mei 2020.

Dua pasang pengantin itu adalah Novi Rahmawati Ningsih (23) dan Tunggul Pujangkoro (25) serta Atik Tri Ujianti (56) dan Lupadi (51).

"Unik karena selain tempat menikah yang tak biasa, mas kawin berupa APD, alat salat, dan alquran dibayar tunai," kata Ryan BUdi Nuryanto kepada Antara.

Nikah Bareng Peduli Covid-19 digelar sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap penanggulangan pandemi virus corona.

Baca Juga: Ada Penumpang Positif Corona, Riwan Kamil Sepakat Usulan Penghentikan KRL

Selain itu, juga membantu masyarakat tidak mampu untuk menikah serta menumbuhkan kesadaran untuk berbagi.

Acara yang difasilitasi Forum Taaruf Indonesia Sewon Bantul serta Pemerintah Daerah itu mengusung tema Ingat Nikah Jangan Lupa Berbagi Sesama dan Donor Darah dalam rangka Hari Palang Merah Internasional dan menyambut Nuzulul Quran 1441 H.

Nantinya, mahar berupa APD akan diserahkan kepada PMI Bantul sebagai wujud kepedulian terhadap petugas medis.

"Sekaligus, akan mendonorkan darahnya untuk rasa kemanusiaan," kata Ryan.

Baca Juga: Konspirasi Tiongkok dan Rusia Soal Corona Jadi Narasi Baru Amerika Serikat

Karena imbauan pemerintah untuk physical distancing, pernikahan berlangsung secara sederhana dan hanya dihadiri 10 orang.

Bahkan, prosesi awal dilakukan dengan pengecekan suhu tubuh, pemakaian hand sanitizer, serta masker untuk tamu.

"Khusus pengantin dan petugas, dilengkapi sarung tangan dan pelindung muka, kemudian kebun KUA yang disulap menjadi pelaminan konsep ngruwat alam. Prosesi ijab qabul dilakukan secara bergantian sesuai standar operasional prosedur KUA dan pengantin," katanya.***

Editor: Yusuf Wijanarko

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler