PR DEPOK - Anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra Fadli Zon buka suara terkait Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang mengklaim memiliki big data sebagian besar rakyat Indonesia setuju Pemilu 2024 ditunda.
Fadli Zon meminta Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap big data yang dimilikinya ke publik.
Pernyataan itu disampaikan Fadli Zon melalui akun Twitter pribadinya @fadlizon.
Baca Juga: Sebut Crazy Rich Malang Bakal Dipanggil Polisi, Nikita Mirzani: Bravo, Semoga Seadil-adilnya
“Sebaiknya diungkap ke publik datanya agar tak terkesan sedang menghalalkan segala cara untuk tujuan pelanggaran konstitusi,” ujar Fadli Zon seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengaku memiliki data aspirasi rakyat Indonesia yang menginginkan penundaan Pemilu 2024.
"Karena begini, kita kan punya big data, saya ingin lihat, kita punya big data, dari big data itu, kira-kira meng-grab 110 juta. Iya, 110 juta, macam-macam, Facebook, segala macam-macam, karena orang-orang main Twitter, kira-kira orang 110 jutalah," ujar Luhut Binsar Pandjaitan dalam podcast Deddy Corbuzier.
Tak hanya itu, Luhut juga mengklaim pemilih Partai Demokrat, Partai Gerindra, dan PDIP mendukung wacana penundaan Pemilu 2024.
“Nah, itu yang rakyat ngomong. Nah, ini kan ceruk ini atau orang-orang ini ada di Partai Demokrat, ada di Partai Gerindra, ada yang di PDIP, ada yang di PKB, ada yang di Golkar, di mana-mana kan ceruk ini,” ujar Luhut.
Dari data tersebut, Luhut menjelaskan masyarakat kelas menengah ke bawah ingin kondisi sosial politik yang tenang.
Baca Juga: Denise Chariesta Diduga Tuduh Fuji Pelakor: Thoriq Jago Juga Ya Tiap yang Lagi Rame Dipacarin
Masyarakat, kata Luhut, tak ingin gaduh politik dan lebih menginginkan kondisi ekonomi ditingkatkan.
"Kalau menengah ke bawah ini, itu pokoknya pengin tenang, pengin bicaranya ekonomi, tidak mau lagi seperti kemarin. Kemarin kita kan sakit gigi dengan Kampret-lah, Cebong-lah, Kadrun-lah, itu kan menimbulkan tidak bagus. Masa terus-terusan begitu," katanya.***