Soroti Krisis Pangan Akibat Perang Rusia-Ukraina, Ini 2 Saran Jokowi dalam KTT G7

28 Juni 2022, 15:15 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat mengikuti KTT G7 menyoroti persoalan krisis pangan akibat perang Rusia-Ukraina. /Dok Setkab

PR DEPOK – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri KTT G7 menyoroti persoalan krisis pangan akibat perang Rusia-Ukraina.

Dalam KTT G7 yang berlangsung di Elmau, Jerman pada Senin, 27 Juni 2022, Jokowi menyerukan negara G7 dan G20 untuk bersama-sama mengatasi krisis pangan yang saat ini mengancam rakyat di negara-negara berkembang.

Pada KTT G7 sesi II dengan topik ketahanan pangan dan kesetaraan gender, Jokowi meminta tanggunga jawab bersama.

Baca Juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 34 Telah Dibuka, Simak Cara Daftarnya

“(Sebanyak) 323 juta orang di tahun 2022 ini, menurut World Food Programme, terancam menghadapi kerawanan pangan akut. G7 dan G20 memiliki tanggung jawab besar untuk atasi krisis pangan ini. Mari kita tunaikan tanggung jawab kita, sekarang, dan mulai saat ini,” kata Presiden Jokowi seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari situs resmi Sekertariat Kabinet.

Pasalnya, menurut Jokowi pangan adalah permasalahan hak asasi manusia yang paling dasar.

Lebih-lebih para perempuan dari keluarga miskin dipastikan menjadi yang paling menderita menghadapi kekurangan pangan bagi anak dan keluarga.

Baca Juga: PPDB Jakarta untuk Jenjang SD, SMP, SMA Masih Dibuka, Simak Cara Daftarnya serta Cek Hasil Seleksi

“Kita harus segera bertindak cepat mencari solusi konkret. Produksi pangan harus ditingkatkan. Rantai pasok pangan dan pupuk global, harus kembali normal,” ucapnya.

Jokowi pun menegaskan pentingnya dukungan negara G7 untuk mengreintegrasi ekspor gandum Ukraina dan ekspor komoditas pangan dan pupuk Rusia dalam rantai pasok global. Terkait hal ini, Jokowi menganjurkan dua cara.

Pertama, fasilitasi ekspor gandum Ukraina agar segera berjalan kembali.

Baca Juga: Cara Daftar PKH Online 2022 Lewat HP di aplikasi Cek Bansos agar Terdata di DTKS Kemensos

Kedua, komunikasi secara proaktif dengan publik dunia bahwa komoditas pangan dan pupuk dari Rusia tidak terkena sanksi lagi.

Komunikasi ini menurut Jokowi sangat penting guna menghindari keraguan.

“Komunikasi intensif ini perlu sekali dilakukan sehingga tidak terjadi keraguan yang berkepanjangan di publik internasional. Komunikasi intensif ini juga perlu dipertebal dengan komunikasi ke pihak-pihak terkait seperti bank, asuransi, perkapalan dan lainnya,” katanya.

Baca Juga: Beli Pertalite dan Solar Wajib Pakai MyPertamina Per 1 Juli 2022, Segera Daftar di subsiditepat.mypertamina.id

Di depan hadirin KTT G7, Jokowi kembali menekankan dampak perang Ukraina-Rusia terhadap rantai pasokan pangan dan pupuk.

“Khusus untuk pupuk, jika kita gagal menanganinya, maka krisis beras yang menyangkut dua milyar manusia terutama di negara berkembang dapat terjadi,” kata Jokowi.

Di akhir sambutannya, Jokowi sekali lagi menyerukan peran negara G7 dan G20 mengatasi krisis pangan global.

Baca Juga: Dikabarkan Hilang, Adik Kandung Klarifikasi dan Sebut Marshanda Baik-baik Saja

Kepala Negara pun mengundang para pemimpin G7 untuk hadir dalam KTT G20 di Bali bulan November mendatang.

“Saya tunggu para pemimpin G7 untuk hadir dalam KTT G20. Sampai jumpa di Bali, 15-16 November 2022,” tutur Jokowi.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi terlihat mendampingi Presiden Jokowi dalam KTT G7.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Sekretariat Kabinet

Tags

Terkini

Terpopuler