Idul Adha 2022 Beda Sehari dengan Arab Saudi, Puasa Arafah Harus Ikut yang Mana?

5 Juli 2022, 13:30 WIB
Ilustrasi - Puasa Arafah. /Haydan As-soendawy/Pexels

PR DEPOK – Arab Saudi tetapkan Idul Adha jatuh pada tanggal 9 Juli 2022. Berbeda satu hari dengan keputusan Kemenag pada sidang isbat, Idul Adha akan dirayakan pada tanggal 10 Juli 2022.

Adanya perbedaan waktu Idul Adha tahun ini disebabkan letak geografis Arab Saudi lebih barat daripada Indonesia. Sehingga pada tanggal yang sama posisi hilal di sana lebih tinggi.

“Waktu di Indonesia lebih cepat 4 jam, sehingga hilal justru mungkin terlihat di Arab Saudi,” tutur Adib selaku Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais dan Binsyar) Kemenag dikutip Pikiranrakyat-Depok dari situs resmi Kemenag pada Senin, 4 Juli 2022.

Baca Juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 35 Sudah Dibuka, Segera Daftar di prakerja.go.id

Adib menuturkan karena letak geografis Saudi berada di sebelah barat Indonesia, maka semakin ke arah barat dan diikuti waktu yang terus berjalan, posisi hilal di sana akan semakin mudah dilihat.

Lantas, dengan adanya perbedaan tanggal penetapan Idul Adha antara Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi, kapan seharusnya puasa Arafah dilaksanakan?

Puasa Arafah dilaksanakan mengikuti hasil hisab dan rukyatul hilal lokal.

Baca Juga: Cara Cek Pengumuman PPDB Jateng 2022 Online, Login Link Ini untuk Lihat Siswa SMA-SMK yang Lolos

Rukyatul hilal lokal yang dimaksud yaitu mengacu pada hasil hisab dan rukyat di daerah tempat orang tersebut tinggal, dalam hal ini yaitu Indonesia.

Perlu dicatat, bahwa puasa Arafah adalah puasa di tanggal 9 Zulhijah maka pelaksanaannya disesuaikan dengan tanggal masing-masing wilayah.

Berdasarkan hadis Kuraib, mayoritas ulama Syafi'iyah memutuskan bahwa hasil rukyat hanya berlaku lokal untuk sekitar wilayah rukyat saja. Keputusan rukyat juga berlaku untuk penentuan tanggal 1 Zulhijah.

Baca Juga: Pekerja Lepas di Norwegia Gelar Aksi Mogok Kerja, Tuntut Kenaikan Upah

Puasa Arafah bukan karena Wukuf

Meskipun pada tanggal yang sama para jemaah haji tengah melaksanakan wukuf di Padang Arafah, akan tetapi puasa yang keutamaannya amat banyak ini sama sekali tidak terkait dengan aktivitas wukuf.

Puasa Arafah adalah puasa yang dilakukan pada tanggal 9 Zulhijah dan telah ada sebelum adanya wukuf Rasulullah SAW. di Arafah pada saat haji wada (haji perpisahan).

Dilansir dari buku karangan Sutomo Abu Nashr, Lc. bertajuk "Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah", para ulama lebih menekankan puasa Arafah pada kaitannya dengan tanggal 9 Zulhijah bukan tentang wukuf di Arafah.

Baca Juga: Tips Verifikasi Foto Wajah dan Syarat Daftar Seleksi Kartu Prakerja Gelombang 35 yang Masih Dibuka

Dalam kitab Fathul Wahab Syaikhul Islam Zakariya Al Anshari salah satu ulama terkemuka mazhab Syafi’i mengatakan, “Disunnahkan berpuasa di hari Arafah yaitu tanggal 9 Zulhijah,”.

Selanjutnya pendapat Al-Khatib As Syirbini dalam kitab Mughni Al Muhtaj mengatakan, “Dan (sunnah) puasa hari Arafah, yaitu tanggal 9 Zulhijah bagi selain jemaah haji”.

Demikian penjelasan mengenai waktu yang tepat untuk melaksanakan puasa Arafah.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: KEMENAG MUI Lirboyo.net

Tags

Terkini

Terpopuler