Pemprov DKI Batal Pisahkan Tempat Duduk Wanita dan Pria di Angkot, Ahmad Riza Patria Ungkap Alasannya

14 Juli 2022, 12:49 WIB
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria saat sidak angkot tempat pelecehan seksual yang sempat viral di jejaring media sosial. Ia tampak melakukan sosialisasi kepada para penumpang untuk segera melapor kepada pihak berwajib jika mengalami pelecehan seksual. /Pikiran-Rakyat.com/Amir Faisol/

PR DEPOK - Pemerintah Provinsi atau Pemprov DKI batal pisahkan tempat duduk wanita dan pria di angkot Jakarta.

Diungkap Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, alasan pembatalan tersebut karena mayoritas penumpang angkot di Jakarta adalah wanita.

Sebelumnya, Pemrov DKI berencana menempatkan tempat duduk wanita di sebelah kiri, sementara penumpang pria di sebelah kanan.

Baca Juga: Jakarta Fair 2022 Sampai Kapan? Ini Tanggal Penutupan PRJ Kemayoran dan Jam Buka Tutup 3 Hari ke Depan

Namun karena mayoritas pengguna angkot adalah kaum hawa, maka jika aturan tersebut diberlakukan akan membuat tempat duduk untuk wanita semakin terbatas.

“Jadi kalau dipisahkan yang tadi laki-laki di kanan, perempuan di kiri maka nanti kasihan yang perempuan ini tempatnya semakin terbatas,” kata Ahmad Riza Patria usai sidak angkot di Stasiun Tebet, Jakarta Selatan dikutip dari Pikiran Rakyat.

Kendati batal menerapkan aturan pemisahan tempat duduk wanita dan pria, Pemrov DKI melakukan upaya lain untuk meningkatkan keamanan penumpang angkutan umum, salah satunya dengan memasang pos sahabat perempuan dan anak (SAPA).

Baca Juga: Cara Cek Nama Penerima Bansos Kemensos 2022 Online Pakai HP, Segera Akses Link Resmi Ini

Menurut Ahmad Riza Patria, pos SAPA tersebut berada di 23 halte yang tersebar di Jakarta.

Selain pos SAPA, ada juga call center 112 yang dapat dihubungi oleh para penumpang saat mengalami perlakuan pelecehan seksual oleh penumpang lain di angkot.

Tak hanya itu saja, ke depannya Pemrov DKI juga bakal memasang kamera pengintai atau CCTV di angkot seperti yang telah diterapkan di mikrotrans.

Riza Patria kemudian menghimbau agar penumpang yang mengalami kasus pelecehan seksual berani melapor, seperti yang dilakukan seorang korban belum lama ini.

Baca Juga: Parlemen Sri Lanka Belum Terima Surat Pengunduran Diri Gotabaya Rajapaksa, Rakyat Beraksi

“Prinsipnya mari kita bersama mari kita hadapi bersama kita kendalikan bersama, yang penting harus berani melapor seperti yang diviralkan oleh korban sesuatu yang baik,” tuturnya.

“Mudah-mudahan atas kejadian tersebut kita bisa menurunkan angka pelecehan seksual ini di Jakarta,” ujarnya.

Sebagai informasi, Pemrov DKI Jakarta sebelumnya berencana memisahkan tempat duduk wanita dan pria menyusul kasus dugaan pelecehan seksual yang terjadi belum lama ini.

Namun, kini rencana kebijakan tersebut batal dilaksanakan dengan mempertimbangkan masukan dari masyarakat.***

Editor: Nur Annisa

Tags

Terkini

Terpopuler